18 - Hilang

62 6 32
                                    

Happy reading..
Koreksi typonya juga boleh

Pagi ini, Athala bangun paling telat di tenda mereka, mungkin efek tadi malam melihat Viktor bersama Rania hingga tidak bisa tidur. Padahal, Athala tidak bisa tidur juga karena Sonya.

Tenang! Sonya tidak hilang, karena diantar kembali ke tenda oleh teman Viktor. Namun, Sonya masih memarahi Athala karena meninggalkannya sendirian. Setelah mandi pun, mata Athala masih terasa sulit untuk dibuka. 

“Faya,” panggil Athala yang baru selesai mandi. Menghampiri Faya dan Disya di depan tenda makanan.

“Apa?” sahut Faya.

“Minta kopi dong.” ucap Athala yang sekalian meminta untuk dibuatkan.

Setelah dapat kopi, Athala ditinggal sendiri, Faya dan Disya kembali ketenda karena Diandra katanya sakit perut. Alhasil sekarang ia duduk lesehan di atas rumput depan tenda.

“Masih pagi udah minum kopi.” ujar seseorang yang ikut duduk disebelah Athala.

Athala yang dari tadi masih berusaha mengumpulkan nyawa langsung mendelik, utuh sudah nyawanya, hilang rasa kantuknya karena yang duduk disebelahnya adalah Viktor.

“Lo gak liat, kak? Gue ngantuk berat.” sahut Athala yang sekarang sedang berpura–pura mengantuk lagi.

“Tadi malem lo liatin gue sama Rania terus, makanya lo gak bisa tidur kan?” tebak Viktor, membuat Athala menganga lebar. Sedangkan Viktor sudah tersenyum.

Athala tertawa, “Iya bener.” setelah menjawab ekspresi Athala menjadi suram.

“Masih kurang tadi malem gue anter?” Viktor bertanya dengan nada serius.

Athala melirik sebentar, ini kenapa jadi kayak minta diperjuangin sih? batin Athala.

“Kak?” panggil Athala ketika Viktor sedang mengambil minum.

“Hmm.” jawabnya seraya keluar membawa gelas berisi air putih.

Athala menatap Viktor. “Harta tahta?” Athala sengaja menggantungkan ucapannya berniat memancing Viktor.

Viktor gantian menatap Athala. “Athala.”

“Uwaaahhh.” ucap Athala dengan ekspresi datar tidak menyangka jika kakak kelasnya itu akan melanjutkan dengan menggunakan namanya.

“Yang lain pada ngumpul, masih mau disini?” ucap Viktor yang membuat Athala mendelik.

“Emang iya?” tanya Athala.

Viktor mengangguk, “Ada pemberitahuan di hp.”

Mendengar itu Athala langsung mencari hpnya yang ternyata tidak ia bawa. “Enggak bawa hp.” ujarnya sambil tertawa kecil.

“Yaudah ayo kesana bareng gue.” tawar Viktor, Athala langsung mengangguk setuju.

Disya dan Faya sudah khawatir karena Athala belum datang. Masa iya dia tidur lagi disana? Pikir Disya.

Melihat Athala datang bersama Viktor membuat kedua temannya menghembuskan nafas lega.

“Kalo udah sama kak Viktor lupa jam ya?” ucap Faya kesal, sudah dikhawatirkan malah berduaan dengan Viktor.

“Kayaknya ucapan gue tadi malem bener, lo kalo udah sama gue lupa segalanya,” ujar Viktor yang kemudian bergabung dengan temannya.

“Diandra mana?” tanya Athala mengalihkan pembicaraan dan menghindari pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan keluar dari mulut Disya dan Faya.

“Udah nyampe tempatnya mungkin.” sahut Faya ogah–ogahan.

Athala mengernyitkan dahinya bingung. 

Viktor Bukan VektorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang