41 - Festival Putra Bangsa

29 5 31
                                    

(Alfaraz Pratama)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Alfaraz Pratama)

happy weekend!!

[happy reading]

- - -

Hari ini puncaknya, acara tahunan yang akan diselenggarakan lagi. Agenda sudah tersusun rapi, hanya beberapa anggota OSIS yang akan mengkoordinasi, yang lain membantu acara nanti terakhir, drama dari ekstrakurikuler teater.

Di lapangan, sudah banyak stand-stand dari masing-masing kelas. Namun, ada juga yang gabungan dari dua atau tiga kelas. Kelas 11 IPA 6 bergabung dengan 11 IPA 5, walaupun awalnya masing-masing kelas tidak setuju namun akhirnya tetap membaur.

Anggota teater dan nanti yang akan pentas masih bisa gabung dengan kelas, nanti setelah makan siang baru mereka akan berkumpul di aula. 

Laki-laki 11 IPA 6 dan 5 gabung, mojok di sudut, mabar. Yang perempuan ada yang sibuk menyiapkan stand photoboth, ada yang menata bahan untuk digoreng.

Athala duduk, diam, melamun, tidak membantu apapun. Memori kemarin malam masih jelas ada di benaknya, rasanya ia ingin menghilang dari hadapan Viktor, malu bukan main.

“Thal, ikut gue aja ayok!” ajak Faya yang prihatin dengan keadaan Athala, Athala hanya menoleh tanpa minat.

Anak-anak lain pada heboh, entah apa yang mereka bicarakan. Mereka sangat berisik, gosip baru mungkin. Dari bisik-bisik anak IPA 5, Athala mendengar katanya drama nanti yang akan ditampilkan adalah Putri Tidur.

Athala menganga, ia tidak tahu judul dramanya, saat latihan ia tidak pernah benar-benar melihat.

“Kepo kan lo? Makanya ayo ikut gue,” ajak Faya yang belum menyerah. Disya dan Diandra sedang sibuk makanya Faya mengajak Athala.

Melihat Rama, ketua OSIS Athala langsung memanggil dan lantas menghampiri. Faya berdecak kesal, ia tidak dihiraukan tapi malah manggil orang lain.

“Gue ganti dokumentasi sekarang aja ya,” pintanya seperti orang putus asa.

Rama berpikir sebentar, “Enggak, lo dokumentasi nanti.” Athala memelas lagi. Rama menggeleng lagi, “maap ya, dedek Thala, nanti gue yang dimarahin pak Sam.” ujarnya seraya menepuk-nepuk kepala Athala.

Athala mencebik, “Aish, lo gak asik.” kemudian berjalan menuju Faya dan menariknya pergi. Nathanio Arama hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan temannya, menghela napas lagi saat melihat sekitarnya.

Tidak tahu saja, tadi saat Rama menepuk kepala Athala mereka menjadi pusat perhatian. Banyak yang bergosip lagi, Athala pacar Viktor, Rasya, Althan, apa Rama? Jangan lupakan kejadian kemarin selasa, ada Caraka yang juga digosipkan dengan Athala. Maruk banget asli.

Diandra dan Disya melihat dua temannya pergi, diam-diam juga mengikuti dari belakang. Aslinya, mereka berdua malas disuruh-suruh. Bukan babu, enak aja.

Viktor Bukan VektorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang