16. Accident

5.1K 433 665
                                        

Kejadian malam tadi seperti mimpi buruk untuk Vista. Sampai sekarang pun dia belum benar-benar bisa menghilangkan rasa takutnya pada Achio. Untungnya pagi tadi dia tidak bertemu dengan Achio, sepertinya laki-laki itu tidak sekolah lagi.

"Jogging, yuk?" Orly mengajak penuh antusias karena melihat beberapa orang yang melewati mereka tengah berlari-lari santai.

Sore ini, Vista, Orly, dan Jesen memang berada di lapangan umum. Jam empat tadi mereka semua berkumpul di rumah Vista kemudian sepakat untuk berolahraga. Sebenarnya rencana awal adalah bersepeda sampai lelah, tapi mereka malah terdampar di lapangan ini.

"Nggak mau, lo aja sana!" tolak Jesen mentah-mentah.

"Kok gitu? Kita kan mau olahraga," protes Orly sambil cemberut.

Jesen menegak air mineralnya sampai habis. "Sepedaan dari rumah Vista sampai di sini udah cukup. Kaki lo emang nggak pegel?"

Orly menginjak kaki Jesen. "Bilang aja lo mau cuci mata soalnya banyak cowok-cowok!" ketus Orly.

Senyum lebar tercetak sempurna di wajah Jesen. "Tau aja."

Mata Orly menajam, dia sebal sekali melihat tingkah Jesen yang kian hari kian memburuk. Tidak ingin ribut terlalu lama, pandangannya kini jatuh pada Vista yang sedari tadi diam saja. Salah, Vista sudah begini sejak tadi pagi.

Tujuan Orly dan Jesen mengajak Vista berolahraga seperti ini untuk membuat Vista lebih ceria, tapi ternyata tidak ada perubahan. Gadis itu masih tampak tidak baik-baik saja. Melamun saja, sesekali ikut menanggapi jika dipaksa.

"Vista, lo sebenarnya kenapa?" tanya Orly penuh perhatian.

Vista masih melamun, dia bahkan tidak sadar sedang diajak berbicara oleh Orly.

"Vista!!" Jesen yang geram melihat tingkahnya tanpa rasa kasihan mencubit lengan Vista.

Ringisan pelan terdengar dari bibir Vista, tangan kirinya dia gunakan untuk mengusap-usap lengan kanannya. "Kenapa?!"

"Lo yang kenapa?" Jesen membentak kesal. "Dari tadi pagi diem terus, sampai sekarang ternyata juga masih gitu."

Orly mengangguk-angguk menyetujui. "Lo sebenarnya kenapa? Kalau gini terus, tiap hari lo bisa dihukum kayak tadi."

Apa yang dikatakan Orly memang benar, tadi pagi Vista dihukum sampai dua kali oleh dua guru yang berbeda sebab melihat Vista tidak memperhatikan pelajaran dengan baik.

Helaan napas berat terdengar dari gadis itu. "Cuma lagi banyak pikiran."

"Nggak mau cerita sama kita?"

Gelengan kepala dari Vista membuat Orly dan Jesen mengangguk pelan. Mereka tidak bisa memaksa Vista untuk bercerita mengenai permasalahannya.

"Jesen, sekarang jam berapa?" tanya Vista pelan.

Jesen satu-satunya yang membawa ponsel saat ini, maka dari itu dia menatap layar ponselnya. "Hampir jam enam, kenapa?"

Vista melotot, sudah berapa lama mereka berada di tempat ini? Vista memiliki satu kesempatan untuk menyelamatkan nyawanya, tapi kenapa dia bisa seceroboh ini? Ini sudah terlalu sore untuknya menemui Om Naresh, bagaimana jika istrinya ternyata sudah pulang? Achio pasti marah karena Vista telat.

Maka dari itu untuk tidak membuang-buang waktunya lagi, Vista segera berdiri. Hal ini membuat Orly dan Jesen mengernyit bingung.

"Mau kemana?"

"Gue ada urusan," jawab Vista yang sudah berlari menuju tempat meraka memarkirkan sepeda.

Refleks sebagai respon tubuh, Orly dan Jesen ikut berlari di belakang Vista.

VistachioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang