Sabtu sore ini rencananya Vista akan keluar bersama Achio. Tidak tahu kemana, intinya dia pasti senang pergi kemana pun asal bersama Achio.
Setelah meminum obatnya, gadis yang menggunakan short pants berwarna hitam dan dipadukan dengan t-shirt berwarna senada melangkah ke luar kamarnya.
Duduk di sofa, Vista mengenakan sepatu berwarna putih. Tidak berapa lama seseorang mengetuk pintu rumahnya, buru-buru dia meraih barang-barangnya di atas meja kemudian berjalan ke arah pintu utama.
"Cepet banget datengnya," ucap Vista sambil mengunci pintu rumahnya.
"Sekarang mau kemana?" tanya Achio yang tidak mengacuhkan ucapan Vista yang sebelumnya.
Vista mengedikkan bahunya. "Terserah."
Wajah Achio datar, Vista yang melihatnya tertawa kecil. Dia menggamit lengan Achio lalu menariknya ke arah mobil laki-laki itu yang terparkir di luar gerbang rumahnya.
"Nanti dipikirin sama-sama."
Achio mendengus lalu masuk ke dalam mobil. Duduk di kursi kemudi, perlahan Achio mulai melajukan mobilnya. Masih tidak tahu kemana, jadi selama beberapa menit mereka berdua berputar-putar saja.
"Males gue kalau nggak ada tujuan gini," celetuk Achio yang menepikan mobilnya di pinggir jalan.
"Di sini aja," jawab Vista setelah melirik ke arah luar.
Hari sudah semakin petang, dan di luar sana matahari tampak akan tenggelam menyisakan semburat jingga yang menenangkan.
"Ayo! Nanti keburu malam!" Vista menarik-narik lengan baju yang Achio kenakan.
Melihat Achio masih sibuk mencari-cari sesuatu di belakangnya, Vista mendengus kesal lalu memilih meninggalkannya.
Berlari ke luar, Vista duduk di pinggir hamparan rumput untuk menikmati senja di depannya.
"Nggak bisa sabar?!" tanya Achio kesal karena ditinggalkan.
"Nggak!" ketus Vista. "Kenapa? Nggak suka?!"
Memilih diam, Achio ikut duduk di sebelah Vista. Baru saja duduk, Vista tiba-tiba bangkit. Hal ini tentu membuat Achio jengkel.
"Gue baru duduk, loh. Mau kemana lagi?"
Gadis yang sudah berdiri itu menunduk menatap Achio yang masih duduk. "Marah-marah terus, cepet tua baru tau rasa," cibirnya.
"Duduk nggak?!" Achio berusaha menarik tangan Vista, tapi gadis itu menghindar dengan cepat.
"Nanti, gue mau taruh handphone di sini." Vista berjalan ke belakang, mengeluarkan ponsel dari saku celananya lalu meletakkannya di dahan pohon yang rendah.
Dia hanya sedang berusaha mengabadikan setiap momen dalam hidupnya, sepertinya mulai sekarang sampai kedepannya gadis itu akan senang dengan kegiatan ini.
Selesai dengan urusannya yang cukup memakan waktu, Vista kembali duduk di tempatnya. Menatap wajah Achio yang sudah tampak kesal, dengan jahil Vista mencubit hidung laki-laki itu.
"Jangan marah."
"Hm," jawab Achio cuek lalu memberikan Vista kotak bekal yang dari tadi dia bawa. "Makan!"
"Isinya apa?" tanya Vista penuh antusias. Tapi tepat saat tutup kotak bekal itu terbuka, senyum di wajah Vista memudar. "Sayur rebus?"
"Sayur kukus," jawab Achio mengoreksi.
"Gue nggak suka!" Vista kembali menutup kotak bekal itu sebelum dia kembalikan pada Achio.
"Ini bagus buat kesehatan lo," ucap Achio meyakinkan karena dia sudah berkonsultasi banyak dengan Dokter yang akan selalu menangani Vista.

KAMU SEDANG MEMBACA
Vistachio
Genç Kurgu"Jauhin bokap gue!" "Maksudnya?" Vista memasang tampang polos, memuakkan. Achio menarik kerah seragam Vista, membuat kaki gadis itu sedikit berjinjit. "Gue benci manusia sok polos kayak lo!" desisnya tajam. Menjadi simpanan suami orang itu salah, ta...