Hari ini ada sesuatu yang berbeda dari kehidupan Vista. Beberapa menit yang lalu Vista sampai di depan gerbang sekolahnya diantarkan oleh Diego. Sedangkan kotak bekal berwarna ungu muda dalam pelukannya diberikan oleh Darpa, isinya sandwich buatan laki-laki itu dan satu kotak susu full cream.
Tidak memudarkan senyumnya, Vista berjalan riang di koridor sekolah. Hal ini tentu membuat beberapa siswa/siswi yang melihatnya mengernyit heran.
Masuk ke dalam kelasnya, mata Vista yang semula memancarkan kesenangan menjadi semakin berbinar kala pandangannya menangkap kotak bekal kecil berwarna hitam di atas bangkunya.
"Pasti dari Achio," gumamnya sembari berjalan tergesa menghampiri bangku tempatnya biasa duduk.
Menyimpan kotak bekal ungu muda pemberian Darpa, sekarang tangannya meraih kotak bekal yang diberikan Achio dan sebenarnya terasa sangat ringan. "Tuh, 'kan bener dari Achio."
Di atas kotak bekal tersebut tertempel sebuah sticky note merah muda berisi inisial A yang membuat Vista begitu yakin bahwa ini pemberian Achio.
"Isinya apa, isinya apa, isinya apa," gumaman bernada berantakan itu keluar dari bibir Vista, lucu sekali.
Tatapan yang semula berbinar seketika memudar kala tidak menemukan apa pun di dalam kotak itu selain sebuah garpu buah.
Berdecak, buru-buru Vista meraih ponselnya untuk menelepon laki-laki itu.
"Maksudnya apa ngasih kotak kosong?" tanya Vista langsung ke inti saat panggilan mulai tersambung.
Di seberang sana Achio tertawa pelan. "Mau makan sekarang?"
"Iya," jawab Vista cepat. "Gue tunggu sekarang."
Panggilan terputus begitu saja sebelum Vista memilih mendudukkan dirinya di atas kursi. Tidak berapa lama, seorang laki-laki masuk ke dalam kelas. Membuat kelas yang sebelumnya gaduh menjadi sunyi sebab kehadirannya.
"Lama?"
Menggeleng pelan, Vista menarik tangan Achio agar laki-laki itu duduk di sebelahnya.
Senyum di wajah gadis itu terbit sesaat setelah Achio mengangkat sebuah apel merah ke udara. "Mau ini?"
"Mau!" pekiknya senang.
Aneh, Vista tidak pernah merasa bosan dengan buah itu. Bahkan rasanya apel akan menjadi buah di urutan pertama yang dia sukai, dapat poin tambahan karena Achio lah yang selalu memberikannya.
Mata elang Achio menatap sekelilingnya yang masih sunyi, bahkan siswa/siswi seolah mematung. Mengabaikan itu, Achio menarik salah satu buku tulis di atas meja. Entah milik siapa, tapi saat ini sangat dia perlukan.
"Lo bawa pisau?" tanya Vista sedikit terkejut karena tentu siswa/siswi tidak diperbolehkan untuk membawa benda tajam ke sekolah.
Achio menggeleng. "Punya Mbok Jum."
Fokus mengupas apel dan beralaskan buku tulis yang dijadikan tempat kulit buah itu, Achio sedikit bercerita. "Tadi pagi gue minta Bi Indah buat potong-potongin di rumah, tapi pas diliat lagi apelnya jadi coklat."
Mendengar nada kesal dari suara laki-laki itu, Vista tertawa kecil. "Itu namanya teroksidasi, daging buah apel nggak bisa kalau dibiarin lama-lama kena udara."
"Makanya gue bawain buah yang masih utuh, sekarang biar gue aja yang potongin." Menarik napas panjang, Achio tampak kesulitan. "Tapi lama."
Cukup lama memperhatikan Achio, telepon Vista tiba-tiba berdering. Melihat nama penelepon tersebut, Vista kesulitan menelan ludah sebab tatapan Achio yang sudah tampak tidak bersahabat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Vistachio
Jugendliteratur"Jauhin bokap gue!" "Maksudnya?" Vista memasang tampang polos, memuakkan. Achio menarik kerah seragam Vista, membuat kaki gadis itu sedikit berjinjit. "Gue benci manusia sok polos kayak lo!" desisnya tajam. Menjadi simpanan suami orang itu salah, ta...