Kedatangan Vista membuat beberapa gerombolan siswa/siswi di dalam kantin berbisik. Setelah cukup lama tidak pernah menginjakkan kakinya di kantin, hari ini gadis itu terlihat lagi.
Sebenarnya Vista enggan kesini, selain tidak ada teman juga karena dia malas menjadi bahan pembicaraan. Alasan yang paling kuat dia nekat ke kantin hanya karena Achio. Dia sudah mencari laki-laki itu ke kelasnya tapi tidak ada, hasilnya sekarang Vista berdiri di tempat penuh sesak ini.
"Ada Vista, woi!" Oza menyenggol-nyenggol lengan Achio yang duduk di sebelahnya.
Desmon yang dari tadi bermain ponsel melirik ke arah mata Oza menatap. "Tumben keliatan."
Kara menyeruput kuah baksonya sebelum ikut menatap Vista yang tampak kebingungan. "Dia lagi cari siapa?"
Melirik ke arah Achio yang masih menelungkupkan kepala di lipatan tangan, Oza semakin gencar menggoyang-goyangkan lengan laki-laki itu. "Bangun, ada Vista!"
"Terus?"
Ketiganya terkejut, mereka kira bahwa Achio sedang tidur. Bukan hanya itu, Achio yang tampak tidak peduli juga membuat mereka penasaran.
"Kok terus? Samperin, bego!" Kara gemas sendiri dengan tingkahnya. Apa karena Achio merasa bahwa dirinya nyaris sempurna, maka semua wanita akan mengejarnya tanpa perlu dikejar?
Oza mengangguk membenarkan. "Lo ngerti makna berjuang nggak?"
Desmon memukul-mukul meja hingga membuat piring, mangkuk, dan gelas di atas meja ikut bergetar. "Dia kayaknya kesini!" ucapnya nyaris berbisik.
"Kok gue yang deg-degan!" Keringat membasahi pelipis Kara, dia menyentuh jantungnya sendiri saat melihat Vista melangkah anggun ke arah mereka.
"Achio!" Berada di sebelah Oza, Vista langsung saja memanggil nama laki-laki itu.
Oza yang paham segera berdiri dan memilih duduk berdesakan dengan Desmon dan Kara.
Tanpa basa-basi, Vista langsung duduk di sebelah laki-laki yang sepertinya masih enggan mengangkat wajahnya. "Achio!!"
Tidak ada balasan hingga membuat dahi Vista mengernyit. Mengalihkan tatapan dari Achio, Vista sekarang menatap ketiga teman dekat laki-laki itu. "Achio tidur?" tanyanya setengah berbisik, takut jika mengganggu laki-laki itu.
Ketiganya kompak menggeleng.
Kembali Vista menatap Achio di sebelahnya, dengan berani dia memukul punggung laki-laki itu. "Achio, lo kenapa, sih?!"
"Ngambek kali," celetuk Kara hingga membuat Desmon dan Oza menahan tawanya.
"Gue salah apa?"
Achio menegakkan tubuhnya, menatap gadis di sebelahnya dengan wajah tanpa ekspresi. "Apa?"
Mulut Vista hampir menganga. "Gue ada salah apa?"
Achio bergeming.
Vista mengepalkan tangannya di atas paha. Dia sudah menurunkan gengsi untuk kemari, dan dengan seenaknya laki-laki ini mengabaikan.
Menarik napas panjang, Vista berusaha sabar. "Lo marah?"
Achio mengalihkan pandangannya. "Iya ... marah."
"Langka nih," Oza bergumam hingga membuat Achio menatapnya tajam.
Kara yang sudah tidak tahan menenggelamkan wajahnya pada lengan Desmon, dia ingin sekali tertawa menatap Achio yang baru pertama kali seperti ini.
"Marah bilang-bilang." Desmon mengulum senyumnya, Achio itu membingungkan.
"Diem lo semua!" sentak Vista ikut kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vistachio
Teen Fiction"Jauhin bokap gue!" "Maksudnya?" Vista memasang tampang polos, memuakkan. Achio menarik kerah seragam Vista, membuat kaki gadis itu sedikit berjinjit. "Gue benci manusia sok polos kayak lo!" desisnya tajam. Menjadi simpanan suami orang itu salah, ta...