"Jes, sebenarnya kita mau ngapain?"
"Ada." Hanya itu jawaban yang dikeluarkan oleh laki-laki setengah matang di samping Vista. Jesen namanya, tapi lebih senang jika dipanggil Jessie.
"Gue perlu jawaban yang pasti, Jesen!"
"Jessie! Nama gue Jessie, bego!" Jesen memukul punggung Vista, cukup untuk membuat gadis itu meringis kesakitan.
Mereka berdua teman satu kelas saat SMP, tapi dipisahkan setelah lulus karena Vista pindah ke kota lain sebab suatu hal. Jangan berpikir Vista ingin bertemu lagi dengan Jesen lalu memutuskan bersekolah di sini. Faktanya Kakaknya yang mendaftarkannya kesini, kebetulan saja dipertemukan dan ditempatkan di kelas yang sama lagi dengan Jesen.
"Kalau sampai gue kenapa-kenapa, gue rebut abang-abang lo!" ancam Vista terdengar bersungguh-sungguh.
Jesen memutar bola matanya malas. "Kalau sampai itu terjadi, muka lo gue gesek di atas aspal."
Vista bergidik. "Ngeri juga ngelawan manusia setengah-setengah kayak lo."
Sedikit mempercepat langkahnya, Jesen menuntun jalan Vista lalu membiarkan gadis itu berdiri di depan kelas selagi dia masih menutup pintu kelas dari dalam. "Sebentar, kainnya gue buka sekarang."
Vista tersenyum lega saat permainan kekanakan Jesen dirasa telah usai. Dia bisa merasakan seseorang berdiri di belakangnya, menyentuh kepala bagian belakangnya tepat pada ikatan sebuah kain yang menutup kedua matanya.
"Siap, ya?" tanya Jesen sedikit mengulum senyum sembari melirik siswa/siswi yang berdiri di depan Vista.
Vista mengangguk penuh semangat.
"Satu, dua, tiga!"
"Happy birthday, Vista!!"
Vista mengerjap-ngerjap di tempatnya, berusaha memfokuskan penglihatannya. Seolah belum puas menatap keterkejutan Vista, beberapa orang meledakkan empat buah party popper hingga confetti di dalamnya melambung ke udara sebelum menghujani tubuh mereka semua.
"Happy birthday to you!"
"Happy birthday to you!"
Sekarang Vista mengerti dengan keadaan, hari ini memang usianya bertambah dan dia sedang mendapat sebuah kejutan. Bahkan Vista belum genap sebulan berada di dalam kelas ini, tapi mereka semua memperlakukannya begitu baik.
Apalagi yang membuat mereka repot-repot menyiapkan ini semua, Vista memang gadis yang pandai mencuri hati. Jangankan teman sekelas, kehadiran dia di hari pertama sudah cukup mencuri perhatian satu sekolah.
Orly, gadis manis dan lugu itu mendekati Vista. Membawa sebuah kue berukuran sedang dengan lilin angka tujuh belas di atasnya. Mata Vista berbinar senang menatap itu.
"Happy birthday, happy birthday!"
"Happy birthday to you!"
Melihat semua teman kelasnya heboh dengan nyanyian ulang tahun, Vista ikut bertepuk tangan.
Sedangkan di luar sana, Achio berjalan dengan tatapan yang mampu membuat nyali orang-orang menciut. Tangannya terkepal kuat hingga urat-uratnya menonjol jelas.
Kedatangan laki-laki itu membuat mereka semua kelimpungan, beberapa mendesah pelan saat menyadari fakta bahwa ketenangan selama beberapa hari kemarin akan lenyap hari ini juga.
"Siapa yang cari masalah sama dia?" bisik seorang siswa yang bergidik di tempatnya setelah dilewati oleh Achio.
Di belakang laki-laki kejam itu, beberapa laki-laki yang sama populernya berjalan mengikuti derap langkah Achio. Mereka berbentuk hampir sama dengan Achio, mempunyai sifat yang juga hampir sama, maka dari itu mereka selalu menjadi ekor Achio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vistachio
Teen Fiction"Jauhin bokap gue!" "Maksudnya?" Vista memasang tampang polos, memuakkan. Achio menarik kerah seragam Vista, membuat kaki gadis itu sedikit berjinjit. "Gue benci manusia sok polos kayak lo!" desisnya tajam. Menjadi simpanan suami orang itu salah, ta...