26. Video

4K 432 596
                                    

Sudah seminggu semenjak kejadian itu Achio belum mengganggunya lagi. Vista menduga bahwa laki-laki itu memberi waktu pada orang-orang untuk menghina Vista sepuasnya. Lalu, perasaan Vista bagaimana? Sejauh ini dia cukup terbiasa dengan kehidupan barunya.

Berharap pada teman-temannya pun percuma karena permintaan maaf dari Vista belum bisa diterima baik oleh Jesen. Vista malas membahas ini, tapi fakta menyebalkannya malam tadi Jesen mengirim sebuah video ke grup angkatan mereka dan mampu membuat perkumpulan pembenci Vista menjadi semakin banyak.

Entah bagaimana bisa, tapi Jesen ternyata diam-diam merekam saat Vista hendak meminta nomor telepon seorang laki-laki di rumah nongkrong yang berujung menemukan fakta bahwa laki-laki itu sudah punya istri karena menikah muda. Vista sudah bisa menebak hukum sosial apa yang akan dia terima beberapa menit lagi, dan tentu dia sudah begitu siap menghadapinya.

"Vis, lo nggak kenapa-kenapa?"

Romeo bertanya sebab akhir-akhir ini Vista tampak berbeda, gadis itu lebih banyak diam dan terlihat murung, bahkan kalau tidak salah pengamatan dia melihat Vista lebih kurus jika dibandingkan dari awal mereka bertemu.

"Vis?!" Romeo mengeraskan suaranya.

Vista tersenyum simpul. "Gue oke."

Romeo menatap dalam mata Vista, dia bisa tahu kalau gadis ini sedang berbohong. "Gue temen lo, 'kan? Lo bisa cerita masalah lo sama gue."

"Gue nggak ada masalah apa-apa."

"Boh—"

"Udah sampe, gue duluan!" potong Vista kemudian turun dari sebuah bus yang membawa mereka ke sekolah.

Sebenarnya akhir-akhir ini Vista juga berusaha menjauhi Romeo, tapi sedikit susah sebab Romeo malah semakin menempel dengannya. Jika Vista tidak ingin berangkat sekolah dengan Romeo, maka Romeo keras kepala ikut naik bus bersamanya seperti yang terjadi hari ini.

Untuk saat ini Romeo memang tampak biasa saja karena mungkin foto yang tersebar sebelumnya tidak sampai ke telinga sekolah sebelah. Mengenai video pagi ini dia tidak tahu apa akan tersebar luas atau hanya sebatas di lingkungan sekolahnya.

Intinya Vista tidak ingin bergantung dan berharap banyak pada orang-orang terdekatnya. Dia hanya ingin membiasakan dirinya untuk sendiri sebelum benar-benar ditinggalkan.

"Orangnya dateng, tuh!"

Vista melirik kerumunan yang berisi sekitar sepuluh siswi, pagi-pagi seperti ini memang rasanya senang sekali jika bisa bergosip.

Beberapa orang berdecih. "Sok baik, mual gue liat tampang orang kayak gitu."

"Ada juga orang tahan banting kayak dia."

Melangkah semakin dalam ke sekolah, bisik-bisik tentang dirinya semakin jelas terdengar. Seolah tuli, Vista berjalan tenang dan tidak mengambil pusing perkataan tentang dirinya.

"Heh, cewek sinting!!"

Seorang siswi berdiri menantang di depannya. Vista sampai hafal sekali dengan wajahnya karena dia hampir setiap hari mencegat Vista. Bolehkah Vista berpikir positif? Gadis ini selalu rela mengorbankan waktu berharganya hanya untuk menunggu kedatangan Vista, apa jangan-jangan dia sebenarnya ingin berteman dengan Vista?

"Nggak ada puas-puasnya main sama suami orang," sinisnya dengan pandangan penuh kebencian. "Ganjen banget."

Mengatur napasnya dengan baik, sesekali Vista melirik sekelilingnya yang mulai ramai. Sudah tercium bahwa orang-orang itu hanya ingin ikut menjatuhkan Vista. Maka dari itu, Vista tidak akan membiarkan mereka menang. Tidak ada lagi yang perlu dia takuti, bersembunyi pada segala sesuatu yang sudah terjadi hanya membuatnya terlihat sebagai pengecut.

VistachioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang