19. Jadian?

68 3 8
                                    

Jangan lupa follow:

Selamat malam minggu semua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat malam minggu semua. Semoga hari kalian menyenangkan.

Selamat membaca cerita Mellifluous Ineffable


***

"Kira-kira dok kenapa ya tangan Nanda bisa sampe bengkak?" tanya Evelyn memberanikan diri. Cewek itu menoleh menatap Reza yang menatap dirinya, bukan tatapan cinta seperti biasanya. Melainkan tatapan kecewa yang ada di mata cowok itu. Dan baru kali ini Reza marah padanya, biasanya Reza akan memaafkan ia dengan mudahnya. Dan kekasih nya itu marah seperti ini cuma karena Nanda? Sungguh, Evelyn bersumpah akan membuat perhitungan pada Nanda yang lebih dari ini nanti.

"Kalo yang saya lihat sepertinya keseleo, sehingga peregangan atau ligamen nya robek dan jaringan fibrosa yang menghubungkan tulang dan sendi nya sedikit bermasalah." jawab petugas UKS.

"Parah banget ya dok? Apa Nanda masih bisa sembuh?" tanya Anna.

Petugas UKS itu mengangguk, "tentu bisa, karena luka Nanda itu tidak terlalu parah. Asal dia mau beristirahat dan tidak menggunakan tangan kiri nya sementara waktu agar mempercepat proses penyembuhan. Sebenarnya tangan Nanda bisa saja tidak usah diperban, tapi yang seperti saya bilang tadi untuk mempercepat proses penyembuhan. Dengan obat di perban yang sudah saya berikan dan tidak terkena bakteri itu bisa membuat luka nya cepat sembuh."

"Ada lagi yang mau ditanyakan? Saya harus ke ruang guru ada urusan." ucap petugas UKS lagi.

"Tidak ada dok, terimakasih." jawab Dwi.

"Sama-sama." Petugas UKS keluar dari ruang UKS.

"Ya ampun Nan! Miris banget nasib lo udah nggak punya ayang lagi." Anna berjalan mendekati Nanda diikuti Dwi dan Lily.

"Na... " panggil Dhian menegurnya.

"Kenapa si kak? Biar nggak tegang banget gitu loh, lagian ini kenapa muka nya pada kayak gitu si? Nanda nya juga gapapa kok santai aja." ucap Anna mencoba mencairkan suasana.

"Kak Reza Nanda gapapa kok, ini musibah nggak usah nyalahin Kak Tasya sama Kak Evelyn lagi ya." ucap Lily. Fikri menoleh menatap Reza yang terdiam. Memang, di antara mereka berlima yang terlihat marah dengan kejadian ini adalah Reza. Yang paling menonjol sifat marah nya. Mungkin disaat seperti ini memang kita membutuhkan Reza dengan sifat tegas seperti pemimpin nya.

"Ikut aku." ucap Reza dingin. Reza segera menarik tangan Evelyn lalu keluar dari ruang UKS.

"Kak? Nanda gapapa kok." Lily hendak menahan Reza, tapi Fikri lebih dulu menahan Lily untuk tidak terlalu ikut campur masalah mereka.

MELLIFLUOUS INEFFABLE: My Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang