35. Nanda atau Shafira

41 2 0
                                    

Selamat membaca cerita Mellifluous Ineffable

Jangan lupa komen di setiap paragraf nya.

***

Seperti yang dikatakan Adit sebelumnya, cowok itu tak mengingkari janji nya. Adit mengajak Nanda dan Pangeran jalan-jalan. Mereka pergi ke taman bermain, membeli ice cream, pergi ke mall, makan di restorant atau bahkan bermain di arena time zone. Pangeran tampak nya sangat senang dan bahkan anak itu terlihat lebih akrab dengan Adit. Mereka terlihat seperti keluarga yang bahagia. Mungkin saja jika ada orang lain yang melihat dan tidak mengenali mereka, mungkin akan mengira bahwa mereka adalah sebuah keluarga terlihat dari mereka yang terlihat begitu dekat.

"Ngapain lo ngeliatin gue kayak gitu?" tanya Nanda. Mereka saat ini tengah berjalan di parkiran menuju mobil Adit. Hari sudah gelap, mereka sampai lupa waktu akibat keasikan bermain.

"Gapapa, lo udah pantes punya anak," ujar Adit. "Lo nggak lihat daritadi banyak orang yang ngeliatin kita, pasti sangka nya kita keluarga."

"Najis! Lagian siapa juga yang mau sama lo!" kata Nanda.

"Yakin nih nggak mau? Nggak akan kemakan omongan sendiri?" goda Adit.

"Apaan sih kak, udah deh."

"Kenapa? Salting?" ujar Adit menekan-nekan pipi Nanda. Cewek itu langsung menepis tangan Adit.

"Kakak lucu deh!" ujar Pangeran.

Adit dan Nanda menatap Pangeran. "Siapa yang lucu?" tanya Nanda.

"Kakak berdua ini." sahut Pangeran.

"Apaan sih kamu," ucap Nanda.

"Tuh kan adik lo aja ngedukung," kata Adit. Ia berbisik pada Pangeran. Entah apa yang dikatakan Adit sampai Pangeran tersenyum senang dan mengangguk.

"Heh lo ngomong apa sama adik gue? Jangan bilang yang aneh-aneh ya!" kata Nanda.

"Tuh kan Nan, adik lo aja setuju masa lo nya nggak?" ujar Adit.

"Apa si kak nggak jelas."

Saat mereka hendak masuk ke dalam mobil, ponsel Adit berbunyi. Ia langsung merogoh benda pipih itu di saku nya lalu mengangkat telpon nya.

"Halo, kenapa Sha?" tanya Adit.

Shafira ternyata, pantes. Batin Nanda.

"Nanti deh, aku jemput kamu kalo udah anterin Nanda sama adiknya pulang ya."

"Jadi kakak lebih pentingin mereka daripada pacar kakak sendiri? Aku nggak mau tau, kakak pokoknya harus jemput aku sekarang!"

Adit berdecak. Cewek satu ini benar-benar merepotkan. Andai saja Adit bisa memutuskan hubungan mereka sekarang agar bisa terbebas dari cewek manja seperti Shafira.

Andai lo tau alasan yang sebenarnya gue pacarin lo, mungkin lo paham alasan gue lebih prioritasin Nanda daripada lo. Batin Adit.

"Yaudah iya, aku otw." kata Adit akhirnya. Lalu mematikan telpon nya. Ia beralih menatap Nanda dan Pangeran.

Adit berjongkok menyesuaikan tinggi nya dengan anak kecil itu. Tangan Adit terangkat untuk mengusap rambut Pangeran. "Pangeran maaf kayaknya Kak Adit harus pergi dulu. Tapi nanti kakak balik lagi kok buat jemput Pangeran sama kak Nanda. Pangeran tunggu sini ya kakak janji nggak akan lama."

MELLIFLUOUS INEFFABLE: My Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang