46. Kepergian Aditya

62 3 11
                                    

Hai, semua maaf ya baru update.

Absen dulu dong mana nih penumpang nya
#teamAdNan

Detik-detik menuju ending wkwk

Coba tebak kira-kira gimana ending nya ya?

Jangan lupa komentar di setiap paragraf nya.

Selamat membaca cerita Mellifluous Ineffable

***

Bel pulang sekolah berbunyi, semua siswa berhamburan ke luar kelas. Ini adalah moment yang paling mereka tunggu, setelah dari pagi belajar membuat penat akhirnya bisa pulang ke rumah dan beristirahat.

Adit berjalan di Koridor menuju parkiran. Dhian, Fikri, Reza, dan Kevin sudah terlebih dahulu menuju parkiran. Adit tertinggal karena ada urusan terlebih dahulu dan berada di ruang guru lebih lama.

"Kak Adit... "

Merasa ada yang memanggil nama nya Adit memberhentikan langkah nya dan menoleh. Shafira tersenyum sambil berjalan ke arah nya.

"Gue kira lo udah nggak ngejar gue lagi," kata Adit.

"Hehehe, mana mungkin aku bisa kak. Kak aku nggak ada temen boleh anterin aku pulang?" ujar Shafira.

"Nggak!" jawab Adit dengan cepat.

Shafira merengut kesal. "Ayolah kak, takut kak Nanda cemburu ya? Dia nggak lihat kok," Shafira mengedarkan pandangan kesana kemari, memastikan Nanda tidak ada disana.

"Udah tau ngapain nanya!"

Shafira terdiam mendengar jawaban Adit, hati nya sakit mendengar itu. Tapi bibir nya masih berusaha tersenyum. Ini kesempatan yang bagus untuk meminta Adit mengantar nya pulang walau mereka sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi.

Shafira merangkul lengan Adit, "aku nggak mau pergi kalo kakak nggak anterin aku pulang."

"Nanda mana sih? Dia nggak mau usir Shafira biar nggak deket-deket sama gue lagi apa? Gue perlu ngomong sama lo Nan, cuma ini kesempatan terakhir buat gue. Tapi lo malah nggak ada, jangan salahin gue kalo gue pergi tanpa pamit." batin Adit.

Adit berdecak. Daripada ia berlama-lama disini lalu Nanda melihat nya bisa gawat, lebih baik ia menuruti perkataan Shafira untuk mengantar nya pulang. Untuk yang terakhir kali nya, setelah ini tidak ada lagi.

Sebelum menjawab Adit menarik nafas nya terlebih dahulu. "Oke, ayo terakhir kali ya abis ini nggak ada lagi!"

Shafira melompat kegirangan, "yee! Makasih kak!"

"Tapi lepas dulu tangan lo, nggak usah pegang-pegang!" Shafira menurunkan tangannya sambil tersenyum. "Oke!" sahut Shafira.

Adit dan Shafira berjalan keluar dari koridor menuju parkiran, tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang daritadi memperhatikan gerak-gerik mereka.

"Lo nggak cemburu lihat mereka?" tanya Anna.

"Gatau gue juga bingung sama perasaan gue sendiri," sahut Nanda.

MELLIFLUOUS INEFFABLE: My Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang