11. Adu Bakat

46 5 2
                                    


Selamat membaca cerita Mellifluous Ineffable

Gimana kabarnya hari ini?

Maaf seharusnya update kemarin udah janji juga, tapi belum selesai ngetik jadi sekarang.

Jangan lupa komentar di setiap paragraf nya ya

***

Setelah mendapatkan hukuman dari Bu Tika untuk berlari mengelilingi lapangan 20 kali, Aditya dan Nanda saat ini tengah duduk di pinggir lapangan dengan wajah yang tampak kelelahan. Mereka duduk dengan jarak yang sangat berjauhan seperti orang yang tengah bermusuhan.

Dari arah utara Anna dan Dhian datang dengan membawa masing-masing satu buah air mineral di tangan nya. Mereka memberikan air mineral itu pada Adit dan Nanda.

"Harus banget ya duduk nya jauhan gini kek orang musuhan?" tanya Dhian menatap Adit dan Nanda bergantian.

"Emang lagi musuhan." sahut Adit dan Nanda kompak.

"Ciee kompak.. " Anna menyenggol lengan Nanda sambil tersenyum.

"Apaan sih?"

Nanda mengusap kening nya yang cukup basah oleh keringat lalu meminum air nya dengan sekali tegukan.

Nanda kembali menutup botolnya dan menyimpan botol itu di sebelahnya. Adit dan Nanda secara tak sengaja menoleh dan saling bertatapan.

"Apa lo liat-liat?"

"Dih, cakep lo?"

"Cakep lah." sahut Aditya dengan pede nya.

"Kalian berantem mulu nggak cape apa?" tanya Anna.

"Nggak!" kata Nanda. "Ke kelas aja yuk, Na."

Nanda berdiri dan menarik tangan Anna untuk pergi dari sana. Mereka berjalan meninggalkan lapangan dan berjalan di Koridor menuju kelas nya.

"Nan, kepala lo gapapa kan abis kena bola tadi?" tanya Anna khawatir.

Nanda memegang kepala nya lalu berpikir sejenak. "Gapapa kok, nggak sakit juga."

"Beneran? Kalo lo ngerasa pusing atau apa bilang aja kita ke UKS dulu."

"Gapapa, Na. Serius deh." jawab Nanda mencoba meyakinkan Anna.

Anna dan Nanda sudah sampai di depan kelas nya, dan pemandangan di hadapan nya membuat mereka terdiam sejenak.

Lily dan Fikri tengah berdiri di depan kelas 11-2. Mereka sedang membicarakan sesuatu dengan wajah yang terlihat bahagia. Mungkin hanya mereka satu-satunya pasangan yang terlihat harmonis dan jarang ada pertikaian. Ya, lebih tepat nya mereka sedang berpacaran. Mungkin mereka tidak takut ketahuan guru.

"Woy, pacaran mulu." celetuk Nanda sambil berjalan menghampiri diikuti Anna.

"Woy, jomblo mulu." balas Fikri tak mau kalah.

"Sialan lo kak!" umpat Nanda.

"Maka nya pacaran sana jangan jadi jomblo karatan mulu." ujar Fikri.

MELLIFLUOUS INEFFABLE: My Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang