55. Cowok Misterius

43 2 0
                                    

Hai semua, maaf kemaren gak update belum selesai ngetik nya.

Seperti biasa jangan lupa vote dan penuhi setiap paragraf dengan komentar kalian.

Follow aku @zaqluby beserta rombongan:

@adityaravindraaa
@nandazachira
@in3ffable_ofc
@dhian.mchvllys13
@annaiscblla_
@rezaadnan_
@fikrialterio
@lilyaltn_5
@dwiel_fina
@kevinclarencears
@tasyanyr_
@evelynkyvr_
@znatayaputra
@ryanarsyad
@rendyfransiscokendrick

Selamat membaca cerita Mellifluous Ineffable

***

Nanda berusaha menahan tangis nya, tapi tak bisa. Pelupuk mata nya memanas, air mata nya sudah jatuh membasahi pipi nya. "Biar gue yang jawab, biar gue yang jelasin tentang perasaan gue. Lo sama sekali nggak perlu buat lakuin itu."

Nanda mengusap air mata nya yang tanpa permisi terus saja berjatuhan. Adit mengusap pipi Nanda menghapus air mata cewek itu. Ia menatap Nanda dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Mungkin emang sampai kapanpun gue nggak bisa bales perasaan lo. Lo suka gue dari lama sedangkan gue-"

Ucapan Nanda terhenti, sejujurnya ia sedang menyusun kata di otak nya agar Adit bisa dengan lebih mudah mencerna ucapan nya.

"Sedangkan gue nggak selama itu. Gue suka sama lo baru-baru ini. Maaf untuk itu."

"Lo nggak perlu minta maaf Nan, lo nggak salah."

"Gue baru sadar kalo selama ini gue juga suka sama lo. Gue kira perasaan yang ada buat lo nggak lebih dari sekedar adik atau kakak tapi ternyata nggak. Gue sayang sama lo, dan jujur gue nggak suka waktu liat lo jadian sama Shafira."

"Maaf, maaf kalo gue udah buat lo sakit dengan jadian sama Shafira. Maaf kalo waktu itu gue bersikap kasar sama lo atau ucapan yang keluar dari mulut gue bikin lo sakit hati. Gue minta maaf, rasa gengsi gue lebih besar dari rasa sayang gue ke lo. Sekarang lo udah tau semua nya kan?"

Nanda mengangguk. "Lo juga udah tau kan kak? Lo nggak perlu ngejauhin gue, sisa waktu lo yang ada di sekolah nggak usah lo pake buat ngehindar dari gue. Tapi lo pake buat sama gue. Karena waktu nggak bisa diputar kembali, jadi sebisa mungkin kita harus pake waktu sebaik mungkin. Maaf kalo gue telat-"

"Lo nggak perlu minta maaf. Gue yang harusnya minta maaf dan berterimakasih sama lo!" Adit berhambur memeluk Nanda. Nanda yang terkejut membalas pelukan itu dan mengusap punggung Adit. Adit mengusap setetes air matanya yang baru saja turun, ia mengusap lembut punggung Nanda.

Ia melepas pelukan nya lalu mengusap air mata Nanda dan mengusap pipi cewek itu. "Jangan nangis, nanti cantik nya hilang."

Nanda tersenyum, ia sesegukan dan ikut menghapus air mata nya. "Kakak juga jangan nangis."

"Hah? E-enggak siapa yang nangis," Adit tampak gelagapan dan langsung menghapus air mata nya. Tangan nya mengipas-ngipasi mata nya. "Ini tadi kelilipan, iya kelilipan."

"Masih juga gengsi ya ternyata," ujar Nanda.

"Iya deh ngaku, makasih ya Nan."

"Kenapa makasih? Jangan bilang makasih, kayak mau kemana aja lo."

Adit tersenyum sambil terus menatapi Nanda. Ia sangat bersyukur dan bahagia, akhirnya yang ia takutkan tidak terjadi juga.

"Btw selamat ulang tahun ya kak, semoga bisa jadi orang yang lebih baik lagi. Jangan jadiin cewek mainan lagi!" kata Nanda.

MELLIFLUOUS INEFFABLE: My Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang