44. Permintaan Maaf

54 2 2
                                    

Hai, semua.

Bertemu lagi.

Gimana kabarnya?

Mana nih suara nya tim Adnan?

Selamat membaca cerita Mellifluous Ineffable

***

Adit menarik tangan Nanda yang sedang berjalan di Koridor. Nanda membalikkan tubuh nya dengan malas. "Apa?"

"Nan, lo mau kemana? Kenapa pergi?"

"Urusan nya sama lo apa?"

"Masih kurang jelas yang gue jelasin tadi?" tanya Adit.

"Urus dulu urusan lo sama Shafira, gue nggak mau ikut campur. Gue juga nggak mau anak-anak bilang kalo gue itu pelakor," balas Nanda.

"Kenapa harus perduliin omongan orang sih?!" ujar Adit mulai kesal.

"Kak Adit..." panggil Shafira berjalan mendekati mereka.

"Apalagi sih ya Tuhan?! Kurang jelas gue bilang apa sama lo barusan?"

Adit benar-benar geram sekarang, berada di antara dua cewek seperti ini membuat kepala nya pening. Yang satu susah diberitahu untuk tidak mengejar nya lagi, yang satu tidak peka lebih tepat nya seperti tidak perduli.

"Kak Nanda bisa pergi dulu nggak? Aku mau ngomong sama kak Adit-"

"Aku aku jijik tau nggak, lo-gue aja kali. Gue tau ya lo kalo sama temen lo suka pake lo-gue kenapa di depan kak Adit aku-kamu mau caper?" potong Nanda cepat.

Adit membeku di tempat nya, ia menatap tidak percaya. Ia kira, Nanda tidak akan membalas Shafira. Siswa-siswi MSI yang awalnya berada di dalam aula kini keluar dan mengintip di Koridor. Menonton drama yang sepertinya masih akan berlanjut, apalagi sekarang ada ikut campur Nanda tidak seperti tadi.

"Seru nih kalo Nanda udah bales, nggak kayak tadi dia cuma diem kan nggak seru!" ujar Dhian.

"Kak ya ampun nggak boleh gitu sama temen sendiri," sahut Anna.

"Stt, udah biarin sayang. Rame ini, kamu juga suka kan lihat nya?" Dhian merangkul Anna.

"Apaan sih kak, aku kan emang gini orang nya. Kakak salah orang kali itu bukan aku," kata Shafira. "Jangan mentang-mentang kak Adit suka sama kakak ya jadi kakak seenaknya gini sama aku."

Demi Tuhan Nanda rasanya ingin menghilang dari bumi sekarang juga. Shafira di depan nya mengatakan itu semua dengan nada yang dibuat-buat, tak lupa dengan tubuh nya yang ikut di goyangkan agar menambahkan kesan manis. Padahal orang yang melihat nya jijik.

"Iyuwww caperr sok imut!" ujar Lily.

"Nggak boleh julid Ly!" seru Anna.

Lily tertawa. "Hehe, fakta abis nya Na. Liat tuh gaya nya ihhh bikin gue pengen muntah!"

"Shafira Atmaja, dengerin gue. Bukan gue yang ngejar kak Adit, jadi bukan gue yang harus pergi disini. Paham?" tanya Nanda.

MELLIFLUOUS INEFFABLE: My Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang