18. Bengkak

55 5 1
                                    


Hai semua selamat malam minggu. Maaf ya aku baru bisa update karena hari-hari kemarin kurang enak badan. Maaf juga kalo aku sempet janji update tapi malah gak, soalnya badan aku kurang mendukung.

Sekali lagi maaf ya.

Selamat membaca cerita Mellifluous Ineffable

Jangan lupa vote nya

***

"Lo masih nggak mau ceritain ke kita alasan lo berantem sama Nanda?" tanya Adit pada Tasya yang sedang duduk di hadapan nya. Cewek itu tampak acuh dan tak memperdulikan pertanyaan Adit. Kaki nya dijulurkan ke sofa dan tangan nya memainkan kuku cantik nya, berusaha mengalihkan perhatian.

"Sya," panggil Kevin.

"Sampe kapan kalian mau introgasi gue kayak gini? Apa nggak berlebihan kalian segini nya sama gue cuma karena Nanda?" sahut Tasya akhirnya. Belum berani menatap keempat anggota Ineffable yang mengelilingi mereka dengan tatapan penasaran nya.

"Ini bukan masalah karena yang lo ajak ribut itu Nanda, sekalipun cewek itu bukan Nanda kita pasti bakal kayak gini juga kok." timpal Fikri.

"Masalah cewe." kata Tasya. "Kalian nggak perlu tau. Udah berapa kali gue bilang gitu kan?"

"Udahlah, kalo Tasya nya nggak mau ngomong jangan di paksa." ucap Evelyn yang ikut berdiri di samping Reza.

"Kamu juga, Lyn. Kamu pasti tau kan masalahnya apa? Kenapa malah ngedukung Tasya bukannya misahin mereka?" Reza menoleh menatap Evelyn.

"Kamu nyalahin aku juga sekarang?"

Reza berdecak. "Kita sama sekali nggak ada nyalahin atau nyudutin siapapun disini. Kita cuma mau tau masalahnya apa biar cepet selesai dan nggak berlarut-larut."

"Dhi, panggil Nanda suruh kesini. Kita selesain masalahnya sekarang. Kita nggak bisa ada masalah sama anak Mellifluous karena kita bakal kerja sama di Idol Champ nanti." Reza menatap Dhian yang berdiri paling ujung. Cowok itu tampak nya tak mendengar perintah Reza. Dhian sedang memainkan ponsel nya sambil tersenyum. Sudah bisa dipastikan jika ia sedang chatingan dengan siapa.

"Dhi.. " panggil Kevin.

"E-eh kenapa?" Dhian menoleh.

"Lo masih sempet nya bucin disaat kayak gini?" tanya Fikri.

"Ya maaf, tadi kalian bilang apa?"

"Bawa Nanda kesini." ulang Reza dengan penuh penekanan.

"Sama Anna juga?" tanya Dhian.

"Nanda bukan Anna." ujar Adit.

"Kalian mau nanya tentang masalah ini ya? Nggak usah di bawa kesini deh gue tanya Anna aja." ucap Dhian sambil jari nya menari di ponsel nya, mengetik sesuatu untuk Anna.

"Anna mana tau sih, kan yang punya masalah nya Nanda bukan Anna." kata Fikri.

Dhian terdiam sejenak menatap layar ponsel nya, tertegun lalu mengerjapkan mata nya. "Bentar, ini gue nggak salah liat kan?"

MELLIFLUOUS INEFFABLE: My Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang