28. Terlambat

37 1 0
                                    


Selamat membaca cerita Mellifluous Ineffable

Jangan lupa komentar di setiap paragraf nya.


***

Tak terasa sudah malam lagi. Kini Adit dan Nanda sedang duduk di salah satu cafe. Mereka sedang memilih menu makanan. Tidak, bukan mereka. Lebih tepat nya Nanda. Adit hanya diam sambil memainkan ponsel nya. Membalas pesan dari Shafira.

Mata Nanda berbinar ada makanan yang ia sukai di daftar menu. "Gue mau pesen bakso sama es teh manis aja. Kayaknya seger enak!"

"Nggak! Nggak ada ya!" sergah Adit cepat. Ia menaruh ponsel nya di meja lalu merebut daftar menu yang ada di tangan Nanda. Adit membaca nya sekilas lalu memberikan kembali daftar menu itu pada pelayan. "Salad buah sama air putih nya dua ya."

"Baik, akan segera dibuatkan." ujar pelayan itu lalu pergi meninggalkan mereka.

Nanda mengerucutkan bibirnya. "Masa cuma salad buah sama air putih doang sih kak? Mana seger?"

"Buah itu seger loh apalagi ada sayuran nya sehat." sahut Adit.

"Lo niat nggak sih traktir gue atau lo lagi nggak ada duit? Gue aja deh yang traktir lo tapi ganti menu nya." kata Nanda.

"Ini bukan masalah uang atau masalah siapa yang traktir, tapi ini soal kita ke depan nya."

Nanda mengerutkan kening nya. "Maksudnya gimana kak?"

"Kita bakal tes vokal besok sama Papa gue dan lomba Idol Champ nggak lama lagi. Kita nggak boleh makan makanan atau minuman yang bisa aja merubah kualitas suara kita. Jadi harus jaga makanan oke, awas aja kalo lo ketauan makan yang aneh-aneh. Nggak ada makanan manis, gurih, pedes atau minuman dingin itu bisa ngaruh ke suara lo ngerti?"

Itu memang sudah menjadi kebiasaan cowok itu. Dari kecil, ia sudah diajarkan oleh keluarga nya terutama Papa nya untuk menjaga makanan yang ia makan jika mempunyai cita-cita menjadi penyanyi. Karena makanan yang di makan bisa mempengaruhi kualitas suara. Adit boleh sesekali memakan makanan yang pedas atau gurih tapi hanya saat ia tidak punya jadwal untuk manggung saja. Tapi rata-rata sih sekalipun dia tidak punya jadwal untuk manggung pun, ia jarang memakan nya karena tidak terbiasa.

"Nggak asik, baru kali ini makan gue di atur-atur gini." ujar Nanda.

"Ya kalo lo nggak mau di atur lo keluar dari line up lomba, gampang kan?"

"Pala lo gampang!" balas Nanda tak bersemangat.

Tak lama, pelayan datang dengan dua salad buah dan air putih. Pelayan itu lalu menyimpan pesanan nya di meja lalu pergi dari sana.

"Selamat makan!" kata Adit.

Nanda tersenyum kecil. Ia meminum air putih nya lalu berkata, "Hambar, kayak perasaan."

"Nama nya juga air putih gimana sih." jawab Adit.

Nanda mengaduk salad buah itu dengan malas, tak berselera makan dan hanya memandangi makanan nya saja. Adit yang sedang makan menatap Nanda yang tampak tidak bersemangat. "Lo kenapa sih? Nggak suka sama makanan nya atau mau gue suapin?"

Nanda menggeleng. "Nggak usah, makasih." Nanda akhirnya memasukkan salad buah itu dengan malas.

15 menit berlalu, mereka sudah selesai dengan makanan nya. Adit dan Nanda berjalan di jalan menuju lapangan parkir mobil Adit. "Lo kenapa sih dari tadi muka lo ditekuk gitu biasanya juga bawel?"

MELLIFLUOUS INEFFABLE: My Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang