41. Idol Champ (3)

41 1 0
                                    

Hai, semua.

Selamat Idul Adha bagi yang merayakan 🤍

Walau agak telat gapapa sih

Seperti biasa jangan lupa komen di setiap paragraf

Selamat membaca cerita Mellifluous Ineffable

***

Dhian menatap jam tangan yang melingkar di tangan nya. Ia melepaskan tangan Anna. Mereka kini sedang berada di ruang LAB. Posisi mereka dekat dengan lapangan, sengaja karena akan memantau kapan mereka harus bersiap untuk lomba. Dhian menghela nafas nya lalu duduk di salah satu kursi.

"Kak, makasih ya karena udah belain gue dan yang lain," kata Nanda.

Dhian mengangguk pelan. "Iya sama-sama. Lagian kalian juga nggak salah jadi emang sudah sepantasnya gue lindungin kalian tadi."

"Nggak usah dipikirin ya omongan Adit tadi Nan, lo kayak nggak tau dia aja. Sekarang dia bisa ngomong gitu gue yakin besok atau bahkan beberapa jam ke depan pasti udah beda dan balik lagi sikap nya ke awal. Udah hapal banget gue sama sikap itu anak. Kebanyakan gengsi, nggak punya pendirian gampang banget kena pengaruh QueenBee," lanjut Dhian.

"Kalo pun emang omongan dia bener, gue sama sekali nggak masalah kak. Nggak ngaruh juga buat gue," balas Nanda.

"Kalo gue boleh tanya, gimana sih perasaan lo yang sebenernya sama Adit?" tanya Dhian lalu menatap Anna dan Lily secara bergantian.

Nanda menghela nafas nya berat. Ia menatap ke arah jendela. "Harus banget ya bahas itu di kondisi kayak gini?"

"Ya nggak sih, gue cuma mau tau aja. Soalnya selama ini yang gue perhatiin sikap lo seakan nunjukkin kalo lo suka sama dia, tapi nggak dengan omongan lo. Gue jadi bingung," ujar Dhian.

"Nggak perlu bingung kak, gue emang sama sekali nggak ada perasaan sama dia."

Lily mengangkat alisnya sebelah. "Yakin?"

"Yakin lah, kenapa harus nggak?" kata Nanda. "Ini kenapa jadi pada bahas ini sih? Nggak penting banget."

"Bohong dia kak, gengsi aja dia tuh. Aslinya suka banget malahan," Anna menarik kursi tak jauh dari Dhian lalu duduk di samping Dhian.

Dhian tersenyum. "Kalo emang lo suka beneran juga gapapa kok. Gue nggak akan bilang ke orang nya."

Nanda berdecak. "Males ah bahas itu terus!"

Dhian, Anna, dan Lily tertawa melihat perubahan ekspresi Nanda. "Kak sorry ya karena kita lo jadi berantem sama temen-temen lo," kata Lily.

"Gapapa kok Ly, lagian emang mereka salah kok. Udah tau Tasya sama Evelyn salah masih aja dibela. Lagian gue yakin ini nggak akan bertahan lama. Apalagi sebentar lagi kita lomba, di panggung kita harus profesional dan lupain masalah ini. Bukan baru sekali kita berantem sebelum tampil tapi itu sama sekali nggak ngaruh ke performa kita di panggung. Abis turun dari panggung juga pasti baikan lagi."

"Tapi kali ini beda kak, gue tau sih soal itu. Kak Fikri sering cerita. Tapi kan itu masalah kecil jadi nggak akan diperpanjang. Kali ini beda, masalah nya bakal panjang apalagi lo tadi segitunya belain kita," ujar Lily. "Kata Bu Tika juga setelah lomba masalah nya akan dibahas kan. Karena ini masalah nya udah menyangkut pihak sekolah."

MELLIFLUOUS INEFFABLE: My Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang