49. Memilih Keputusan

55 2 0
                                    

Hai, semua.

Jangan lupa vote, dan penuhi setiap paragraf dengan komentar kalian.

Share cerita ini ke temen-temen kalian ya supaya makin banyak yang tau cerita ini.

Selamat membaca cerita Mellifluous Ineffable

***

"Adit emang nggak ada disini sekarang, tapi ada kembaran nya disini," kata Kevin yang tiba-tiba muncul dari balik pintu rooftop. "Lepasin Nanda."

Kevin berjalan mendekat dan melepaskan tangan Rendy secara paksa sampai terlepas. Nanda mengusap pergelangan tangan nya yang terasa panas dan sakit. Kevin berdiri di depan Nanda.

"Ada pahlawan kesiangan nih," sindir Rendy.

"Lo tau nggak si Ren, lo itu cupu banget kalo lo emang suka sama Anna dan mau dapetin Anna ya berusaha secara gentle lah. Bukan nya malah ngerusak hubungan Anna sama Dhian eh sekarang mau nahan sahabat nya supaya bisa mancing Anna?" kata Kevin. "Pengecut."

"Brengsek!"

Bugh!

Satu pukulan melayang tepat di wajah Kevin,  nafas Rendy memburu. Ia bahkan menggertakkan gigi nya menahan amarah. Mata nya menatap Kevin nyalang.

"Kak.." panggil Nanda.

"Gue gapapa.." Kevin mengangkat tangan nya mengisyaratkan Nanda bahwa ia baik-baik saja. Kevin memegang pelipisnya yang terasa perih. Ia tersenyum kecut. "Emang kalo cowok pengecut biasanya main pake otot sih."

Rendy hendak melayangkan pukulan pada Kevin lagi jika Ryan tak menahan nya. "Udah nggak usah dilanjut, percuma lo ngabisin tenaga lo buat mukulin dia nggak guna Ren."

Rendy masih menatap Kevin dengan tajam. Andai saja tak ada Ryan yang menahan nya mungkin Rendy sudah memukul Kevin lebih dari ini. Rendy menurunkan tangan nya, ia merapikan seragam nya yang kusut.

"Kak udah ayo!" Nanda menarik tangan Kevin untuk pergi dari sana. Mereka menuruni tangga rooftop menuju lantai dua. Setelah kaki mereka sudah menginjak lantai 2, langkah mereka terhenti. Nanda menatap pelipis Kevin yang memerah. "Kak makasih ya udah nolongin gue, gue nggak tau kalo lo nggak ada gimana nasib gue tadi. Maaf juga karena gue lo jadi berantem sama mereka dan wajah lo luka kena pukul kak Rendy."

"Gapapa, santai aja kali Nan. Udah biasa gue sama mereka berantem," sahut Kevin.

"Kita ke UKS ya kak gue obatin luka lo gapapa kan?" tanya Nanda.

"Boleh, tenang aja nggak bakal ada yang marah kok gue jomblo."

Alis Nanda bergelombang. "Udah jomblo aja perasaan kemarin masih ada cewek."

Kevin tertawa menanggapi. Mereka berjalan di koridor menuju UKS. Di sepanjang koridor banyak siswa yang melihat mereka berjalan berdua. Ini pemandangan yang sedikit aneh, pasalnya jika ini Nanda dan Adit atau Kevin bersama cewek-ceweknya itu bukan hal yang aneh. Bisa dibilang ini pertama kali melihat Nanda dan Kevin berjalan berdua. Dan hal yang tidak mungkin jika Nanda menjadi korban Kevin yang selanjutnya.

Nanda dan Kevin masuk ke dalam UKS. Di dalam UKS sepi tidak ada orang. Kevin duduk di samping ranjang yang ada disana, Nanda mencari obat di kotak lemari. Setelah menemukan ia langsung menghampiri Kevin dan duduk di samping Kevin.

MELLIFLUOUS INEFFABLE: My Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang