58. Rest In Peace Tasya Nayara

84 4 0
                                    

Hai, semua.

Jangan lupa vote dan penuhi setiap paragraf dengan komentar kalian.

Jangan lupa siapin tisu baca chapter ini.

Jangan lupa follow ig aku @zaqluby_ beserta rombongan:

@adityaravindraaa
@nandazachira
@in3ffable_ofc
@dhian.mchvllys13
@annaiscblla_
@rezaadnan_
@fikrialterio
@lilyaltn_5
@dwiel_fina
@kevinclarencears
@tasyanyr_
@evelynkyvr_
@znatayaputra
@ryanarsyad
@rendyfransiscokendrick

Selamat membaca cerita Mellifluous Ineffable

***

Pagi-pagi sekali, Dhian sudah pulang ke Jakarta seorang diri. Ia meninggalkan Anna sendirian, bahkan tidak ada yang tahu kapan Dhian pulang. Cowok itu benar-benar sudah memutuskan hubungan nya dengan Anna. Akhirnya dengan terpaksa mereka juga bersiap untuk pulang ke Jakarta. Sebenarnya jika tidak ada masalah antara Dhian dan Anna mereka akan pulang siang atau sore sesuai jadwal. Tapi apa boleh buat, mereka juga tidak mungkin melanjutkan liburan dengan situasi seperti ini.

Pagi ini juga, Tasya membuat keributan. Ia memaksa ingin pulang bersama Adit padahal ia tau Adit membawa mobil yang hanya dua kursi. Daripada mereka sulit untuk pulang akhirnya Nanda mengalah. "Oke lo kak Tasya pulang sama kak Adit, biar gue pulang sama Anna, Lily, dan kak Fikri. Kak masih cukup kan berempat?" tanya Nanda.

"Cukup kok, gapapa kan Dit?" tanya Fikri meminta izin pada Adit.

"Ya mau gimana lagi, nitip ya cewek gue!" ujar Adit.

"Iya udah lo tenang aja, aman sama gue."

Saat Adit berjalan mendekati Nanda ingin berbicara dulu, cewek itu malah menjauh dan menghindar masuk ke dalam mobil Fikri mengikuti Anna. Fikri menahan Adit dengan tangan nya yang hendak masuk ke dalam mobil nya menyusul Nanda. "Lo marahan sama Nanda?"

Adit mengangkat bahu nya. "Biasalah."

"Yaudah biarin dia sendiri dulu oke," kata Fikri yang diangguki Adit. Fikri masuk ke dalam mobil nya setelah semua barang sudah dimasukkan ke dalam mobil. Adit sudah membuka pintu mobil nya tapi dia masih memandangi Nanda yang tampak diam di dalam mobil Fikri. Bahkan Adit terus memandangi sampai mobil Fikri menghilang dari pandangan nya.

"Dit kenapa masih diem? Ayo pulang!" ujar Tasya yang sudah ada di dalam mobil.

Adit akhirnya masuk ke dalam mobil lalu menjalankan mobil nya mengikuti Fikri. Padahal jalan sepi karena masih pagi, ia bisa saja menyalip mengingat mobil yang ia pakai adalah mobil balap tapi Adit tetap setia berjalan di belakang mobil Fikri seakan-akan sedang menjaga mobil itu lebih tepat nya orang yang ada di dalam nya.

"Kenapa pelan banget bawa nya sih Dit, kapan sampai nya? Lagian Nanda aman kok sama Fikri. Mending lo jalan duluan aja!" kata Tasya.

"Lo diem kalo nggak mau diem gue turunin," sahut Adit.

"Lo tega nurunin gue Dit?" tanya Tasya setengah tak percaya pada ucapan Adit.

"Ya maka nya kalo nggak mau di turunin lo diem tau sampai aja, atau nggak lo tidur nanti kalo udah sampai gue bangunin!" kata Adit. Tasya mencebikkan bibirnya kesal lalu menyandarkan tubuh nya pada jok dan menatap jalanan dari kaca mobil.

MELLIFLUOUS INEFFABLE: My Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang