31. Asing

49 3 0
                                    

Hai semua👋

Jangan lupa komentar di setiap paragraf nya.

Selamat membaca cerita Mellifluous Ineffable

***

Nanda membuka loker nya, mencari seragam ganti miliknya. Air mata nya masih terus mengalir, ia lalu mengambil seragam nya dan mengunci loker milik nya kembali. Ia terisak, Nanda menjatuhkan kepala nya ke loker. Cewek itu benar-benar tak peduli pada tatapan siswa lain yang lewat dan melihat dia disana.

"Nanda... " panggil Anna dan Lily mendekati Nanda. Nanda tak merespons panggilan mereka. Ia masih setia dengan posisi nya.

Anna dan Lily mendekat lalu mengusap punggung cewek itu.

"Nan, lo nggak usah takut. Kita ada disini, kita bakal terus percaya dan nemenin lo. Lo boleh nangis kalo setelah itu lo bisa tenang. Lo bisa peluk kita atau cerita sama kita, kita siap dengerin nya." kata Anna.

"Baju lo basah Nan, lo mendingan ganti baju dulu. Sama luka lo kita obatin ya. Nanti abis itu lo boleh cerita atau keluarin semua yang ada di otak lo." ujar Lily.

Nanda mengusap air mata nya lalu menatap Anna dan Lily bergantian. "Makasih ya kalian selalu ada buat gue. Bahkan kalian rela ngelawan cowok kalian demi gue. Makasih banget, gue beruntung banget bisa punya temen kayak kalian."

"Gapapa kok, kak Dhian sama kak Fikri emang salah. Dan kita nggak masalah mau mereka marah sama kita ataupun kita, karena lo lebih penting dari apapun." kata Anna.

Nanda tersenyum. "Yaudah lo ganti baju dulu ya nanti lo sakit, katanya kan mau ikut lomba. Lo bisa jalan sendiri atau perlu kita bantu?"

"Gapapa, gue bisa sendiri kok." kata Nanda. Ia berjalan menuju toilet yang tidak jauh dari sana.

"Ly, lo nggak takut kak Fikri bakal marah sama lo?" tanya Anna.

"Ngapain takut, gue udah lebih dulu kenal sama kalian daripada sama Kak Fikri. Lagian yang di omongin Nanda bener itu fakta mereka aja yang nggak mau buka mata." sahut Lily.

"Kak Tasya emang licik sih, dia ngehilangin semua bukti yang bisa aja jadi senjata buat dia. Dia juga nggak mau ngaku, sengaja supaya Nanda terpojok." kata Anna. "Tapi kita sebentar lagi mau Idol Champ, mau nggak mau kita masih harus tetep berhubungan sama mereka. Bu Tika nggak boleh tau soal masalah ini, kita harus tetep latihan kayak biasa seolah-olah nggak ada masalah."

"Iya, bisa gawat kalo sampai Bu Tika tau." sahut Lily. Tak lama, Nanda keluar dari toilet dengan seragam nya yang baru.

"Udah?" tanya Anna.

Nanda mengganguk. Ia berjalan dengan kaki nya yang sakit. "Udah."

"Yaudah kita ke UKS aja ayo." ujar Lily.

Nanda mengangguk. Mereka membantu Nanda berjalan di Koridor menuju UKS. Di sepanjang koridor, mereka menjadi pusat perhatian. Mereka lalu masuk ke dalam UKS. Nanda duduk di pinggir kasur ditemani Lily, sedangkan Anna mencari P3K di lemari. Setelah mendapatkannya, Anna langsung bergegas untuk mengobati luka Nanda.

"Na, gapapa. Gue bisa obatin luka nya sendiri kok." kata Nanda.

Anna yang sudah jongkok di depan cewek itu tersenyum. "Udah lo diem aja, biar gue yang obatin."

MELLIFLUOUS INEFFABLE: My Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang