Halo semua, maaf ya lama.Jangan lupa vote dan komen di setiap paragraf.
Selamat membaca cerita Mellifluous Ineffable
***
Adit menatap punggung Nanda yang perlahan menjauh, ia berniat untuk mengejar cewek itu tapi tangan nya di tahan oleh Shafira. Cewek di samping nya itu merangkul lengan Adit sambil tersenyum. "Disini aja kak."
"Biar gue yang ngejar Nanda." ujar Anna berjalan mengikuti Nanda.
"Na, gue ikut! Ayo Ly!" Dwi menarik tangan Lily.
Nanda memasuki toilet, ia lalu berjalan mendekati wastafel dan berdiri disana. Menatap bayangan nya di cermin, tak sadar setetes cairan bening membasahi pipi nya.
"Kenapa hidup gue nggak seberuntung orang lain? Kenapa gue nggak pernah menang dalam hal apapun?" lirih nya pelan.
"Lo nggak pernah kalah, Nan. Lo selalu menang, lo nggak perlu piala penghargaan atau semacam nya karena lo udah menang dengan cara lo sendiri." kata Lily masuk ke dalam toilet diikuti Anna dan Dwi.
Nanda menoleh. "Kalian ngapain kesini? Gue pengen sendiri, mendingan kalian ke aula lagi aja. Kalian berhak bahagia dengan apa yang kalian dapet hari ini."
"Kita nggak mau seneng-seneng sedangkan sahabat kita sendirian. Mellifluous kan seneng bareng-bareng sedih bareng-bareng!" Anna mendekati Nanda.
Anna, Lily, dan Dwi lantas memeluk Nanda dan membuat cewek itu terharu. Suasana menjadi haru, mereka semua berpelukan. Pelukan terlepas, mereka tersenyum bersama.
"Udah lo jangan sedih lagi, nih gue kasih piala dan sertifikat buat lo! Anggap aja ini punya lo!" ujar Dwi sambil menyodorkan piala dan sertifikat nya.
Nanda menatap Dwi lalu menggeleng, "Nggak, ini punya lo. Piala dan sertifikat ini punya kalian, gue nggak berhak. Kalian berhak karena kalian udah berusaha. Mungkin gue kurang usaha, tapi gue nggak sedih lagi kok. Gue bakal lebih semangat dan berusaha."
"Nah gitu dong, jangan sedih lagi. Masih ada lomba Idol Champ, dan kita khususnya lo bisa nunjukin ke semua orang kalo lo juga bisa menang, semangat!" ujar Anna.
"Semangat Nan!" timpal Lily.
"Yaudah kita ke lapangan, pertandingan basket sebentar lagi dimulai!" ajak Dwi.
Nanda mengangguk lalu menghapus air mata nya. Mereka keluar dari toilet dan menuju lapangan basket.
Mereka lantas berdiri di pinggir lapangan, mencari tempat yang paling nyaman untuk menonton. Ineffable dan Cavaliers Boys terlihat sudah memasuki lapangan.
Adit, Dhian, Reza, Kevin, dan Fikri berada dalam satu tim. Sesuai dengan grup nya, Ineffable. Sedangkan Rendy, Ryan, Zyan, dan dua pemain tambahan dari Pak Kimo adalah satu tim. Dhian dan Rendy maju sebagai perwakilan dari grup nya. Wasit melemparkan bola ke atas dan meniupkan pluit nya. Dengan cepat, Rendy merebut bola itu sebelum bola sampai bawah. Lalu cowok itu berlari sambil tersenyum licik. Dhian tampak kesal lalu berlari mengejar Rendy.
Rendy men-dribble bola itu dan melemparkan nya pada Ryan. Setelah men-dribble sebentar ia berniat melemparkan pada Zyan, tapi salah sasaran. Bola itu malah ditangkap oleh Adit yang berada di sebelah Zyan. Adit menjulurkan lidah nya meledek Ryan, lalu melemparkan bola nya pada Dhian yang berada dekat dengan ring lawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELLIFLUOUS INEFFABLE: My Destiny
Romance#1 in sekolahmusik 9 Oktober 2024 Seorang vokalis dari grup band Ineffable, Aditya Ravindra nama nya. Cowok tampan dengan segala kejahilan nya yang membuat semua orang kesal dengan sikapnya, tapi sebagian dari mereka selalu memaklumi sikap Aditya. A...