59. Prom Night

76 3 0
                                    

Sudah siapkah untuk ending?

Jangan lupa penuhi setiap paragraf dengan komentar kalian.

Jangan lupa follow instagram aku @zaqluby beserta yang lain:

@adityaravindraaa
@nandazachira
@in3ffable_ofc
@dhian.mchvllys13
@annaiscblla_
@rezaadnan_
@fikrialterio
@lilyaltn_5
@dwiel_fina
@kevinclarencears
@tasyanyr_
@evelynkyvr_
@znatayaputra
@ryanarsyad
@rendyfransiscokendrick


Selamat membaca cerita Mellifluous Ineffable

***

Kepergian Tasya membuat semua orang terpukul. Hari ini di pagi hari isak tangis tak henti nya terdengar di pemakaman Tasya. Semua orang hadir di pemakaman itu terkecuali Nanda. Setelah ia pergi dari rumah sakit kala itu, Nanda seperti menghindar dari semua orang. Rasa bersalah nya yang membuat ia seperti itu. Bukan nya Adit tidak ada usaha dan hanya mengabaikan saja. Tapi cowok itu sudah berusaha mengirim pesan dan menelpon Nanda namun tidak ada jawaban. Adit datang ke rumah Nanda tapi Nanda tidak mau bertemu dengan siapapun terkecuali Lily dan Dwi.

Adit menatap gundukan tanah itu dengan tatapan kosong, ia menarik nafas nya kasar lalu ikut berjongkok di samping Arlena. Mengusap bahu Arlena dengan lembut. "Ma pulang yuk jangan kayak gini, Tasya mau tenang disana ma."

Tak ada jawaban dari Arlena, mama nya itu hanya diam sambil mengusap batu nisan Tasya dan menatap foto Tasya yang terpajang disana.

Mata Adit tak sengaja melihat seorang cewek berdiri di balik pohon di ujung sana. Adit menajamkan penglihatan nya memastikan apa yang ia lihat tidak salah.

"Nanda, kenapa dia cuma diem aja disitu?" batin Adit.

"Pak Charles saya perwakilan dari sekolah mengucapkan bela sungkawa untuk murid kami Tasya pak, semoga diterima di sisi Tuhan dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan ya!" kata Bu Tika.

"Terima kasih bu, saya juga meminta maaf sebesar-besarnya jika anak saya pernah berbuat salah dan terimakasih atas perhatian ibu dan pihak sekolah pada anak saya selama ini!" sahut Charles.

Langit pagi itu seolah memahami keadaan, suara petir dan langit pekat menjadi perhatian. Charles menatap langit yang sepertinya hujan akan turun sebentar lagi.

"Adit Mama kita pulang ayo udah mau hujan," ujar Charles memegang bahu Adit dan Arlena.

Adit mengangguk, "ayo ma!" ujar nya lalu membantu Arlena untuk beranjak berdiri dan berjalan. Semua orang pergi meninggalkan makam Tasya. Nanda yang memantau dari kejauhan pun berjalan mendekati makam Tasya setelah memastikan tidak ada yang melihat nya.

Adit menoleh, ia melihat Nanda yang sedang berjongkok sambil mengusap batu nisan Tasya. "Ma pa Adit ke toilet dulu ya kalian duluan aja nanti Adit nyusul."

Charles mengangguk. "Jangan lama-lama nanti keburu hujan."

Adit lalu berjalan menjauh, Reza yang melihat Adit pergi menarik tangan ketiga sahabatnya. "Adit mau kemana tuh? Ikutin yuk!"

"Sayang kamu ke mobil duluan ya sama Lily Dwi nanti kita nyusul!" ujar Reza yang diangguki Evelyn. Lalu dengan cepat Reza menarik tangan ketiga sahabat nya itu untuk mengikuti Adit.

MELLIFLUOUS INEFFABLE: My Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang