"Aku menyayangimu, An," kata Nick sambil menatap Anne.
Anne yang tengah menunduk, tak berani mengangkat kepala. Erika terkejut hingga bolpoin yang dipegangnya terjatuh. Wildan dan Jerrel melongo.
Suasana hening kembali sampai detik kesepuluh, Wildan berdehem. "Erika bukankah kamu harus mencari buku di perpustakaan? Ayo kita ke dalam," ajak Wildan yang sudah beranjak dari duduknya. Ia mendorong bahu Jerrel untuk segera keluar dari bangku. Erika memasukkan bukunya kembali dan mengambil bolpoin yang terjatuh.
Nick tak bergeming, Ia masih menatap gadis di depannya.
"An, aku ke dalam dulu ya," pamit Erika tanpa ada balasan dari Anne. Mereka bertiga bergegas meninggalkan Nick dan Anne yang sedang canggung.
"Padahal aku ingin tahu jawaban Anne," bisik Jerrel setelah mereka berjalan cukup jauh.
"Jangan ikut campur, kita lihat besok saja," jawab Wildan terkekeh.
"An ...?" panggil Nick, berharap Ia bisa mengatasi situasi ini. Anne masih terdiam, pipinya merah. Ia tak bisa melanjutkan menulis, bolpoinnya melayang berjarak dua centimeter dari kertas. Ia memutar bola matanya, "Aku harus bagaimana ini?" teriaknya dalam hati.
"Anne ...." panggilan Nick terdengar lembut untuk kedua kalinya, membuat detak jantung Anne berdegup kencang. "Angkat kepalamu An, sudah tak ada siapapun di sini," lanjut Nick.
Akhirnya Anne memberanikan diri mengangkat kepalanya yang sedari tadi menunduk memandang buku. Mata Anne benar-benar tak bisa melihat bola mata Nick yang bening dan tampak tenang.
"Maaf," kata Nick lirih.
"Oh, eh. Mengapa kamu meminta maaf?"
"Karena membuatmu malu."
"Tidak perlu meminta maaf Nick, aku ... biasa saja," kata Anne gugup.
"An, perlu aku mengulanginya?"
"Mengulangi apa?"
"Kalimatku sepuluh menit yang lalu."
Anne terdiam, pikiran dan hatinya dipenuhi keraguan. Nick mengembuskan napas pelan.
"Aku menyayangimu, An," kata Nick mengulangi ucapannya.
"Nick ...."
"Aku tahu ini akan membuatmu canggung. Aku tahu hubungan kita selama ini sebatas teman dekat," potong Nick.
"Mungkin karena kamu terbiasa denganku, Nick," ucap Anne berusaha mengorek jawaban, Ia ingin memastikan perasaan Nick lebih jauh. Sebenarnya tersirat rona dalam hatinya saat mendengar Nick mengutarakan perasaan. Ia bahagia tapi masih bimbang untuk mengakui. Hanya meninggalkan jantung yang berdetak begitu cepat di hadapan pria ini.
"Benar. Kebiasaan yang menumbuhkan perasaan," jawab Nick dengan tenang.
"Aku ... tak ingin salah paham."
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDSHIP or RELATIONSHIP [TAMAT ✅]
RomanceNick. Mahasiswa Departemen Chemistry yang introvert, tidak banyak bicara, dingin kepada siapa saja kecuali satu teman wanitanya. Ia tidak pernah menceritakan tentang dirinya kepada siapapun, termasuk pada Sang kekasih. Semua ditutupi karena tidak in...