Empatpuluh Sembilan

25 6 0
                                    

Dave menghentikan mobilnya di depan rumah Anne. Malam menyapa menunjukkan langitnya yang menghitam. Dave benar-benar mengantarkan Anne pulang ke rumahnya sore itu.

Novan dan Pak Fredy tengah bercengkerama di teras, tertegun melihat sebuah mobil masuk ke pekarangan rumah. Lebih mengagetkan lagi ketika melihat Anne turun dari mobil. Hari ini belum memasuki weekend tapi Anne pulang ke rumah tanpa memberi kabar, suatu hal yang jarang terjadi sebelumnya.

Anne meraih tangan Pak Fredy dan Novan bergantian untuk salim, diikuti Dave di belakangnya.

"Ada apa, An? Tumben pulang sebelum akhir minggu," kata Novan heran.

"Anne ingin istirahat di rumah, Kak," jawab Anne sambil menunduk.

"Masuklah ke kamar, di luar dingin," suruh Pak Fredy. 

Anne mengangguk lalu segera berjalan menuju kamar. Bu Liyana yang tengah menonton televisi terkejut melihat kedatangan putri bungsunya yang tiba-tiba. "Anne pulang? Diantar siapa?" tanya Bu Liyana setelah meletakkan remote televisi dan berdiri memeluk anaknya.

"Diantar Dave, Ma," jawab Anne lirih.

"Kamu kenapa? Sakit? Ayo masuk ke kamar." Bu Liyana menggandeng Anne hingga ke kamarnya dan mendudukkannya di tepi ranjang, lalu menyodorkan segelas air putih.

"Mama buatkan susu hangat ya." Bu Liyana baru akan melangkah keluar kamar tapi Anne mencegah dengan menahan pergelangan tangan Mamanya. "Tidak perlu, Ma. Minum ini saja," kata Anne yang kemudian meneguk air di dalam gelas hingga habis.

Bu Liyana duduk di samping Anne lalu mengusap kepala putrinya penuh kasih sayang, "Ada sesuatu yang terjadi, ya?" 

Anne memeluk Bu Liyana dan menangis dalam dekapannya. "Anne ingin di rumah saja dengan Mama," kata Anne di tengah tangisnya.

"Anne kenapa, Dave?" tanya Novan cemas. Pak Fredy yang sedang duduk di sofa ruangtamu juga menunggu jawaban.

"Anne sakit, Bang." Hanya jawaban itu yang dapat terucap dari mulut Dave.

Pak Fredy mengembuskan napas panjang. "Dave tahu kalau Anne memiliki gangguan panik sebelumnya?"

"Iya Om, saya tahu."

"Apa itu berkaitan dengan gangguan paniknya?" tanya Pak Fredy lagi.

Dave mengangguk. "Anne sesak napas hingga tiga kali berulang dalam minggu ini karena dia panik, Om. Bahkan Sabtu lalu Ia demam."

"Astaga, Anne tak pernah menceritakan apapun kepada kami," kata Novan terkejut.

"Anne tidak mau membuat keluarga cemas, Bang. Banyak yang terjadi akhir-akhir ini tapi saya tidak bisa menceritakannya, lebih baik menunggu Anne sendiri yang cerita ke Om atau Bang Novan."

Pak Fredy mengangguk. "Terimakasih sudah mengantar Anne pulang. Lebih baik kamu menginap malam ini, kembali besok pagi saja, Dave," kata Pak Fredy menawarkan.

"Iya, kamu pasti lelah menyetir, tidurlah di kamarku malam ini," imbuh Novan.

"Terimakasih Om, terimakasih Bang," ucap Dave.

****

Fajar belum menyingsing, Anne melihat ke arah jam dinding, masih jam setengah lima pagi.

 Anne memilih meninggalkan tempat tidur dan keluar kamar. Dilihatnya Dave keluar dari kamar Novan.

Dave tersenyum, "Bagaimana Ne, sudah lebih baik?" tanya Dave.

Anne mengangguk sambil membalas senyuman. "Mau kembali sekarang?"

FRIENDSHIP or RELATIONSHIP [TAMAT ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang