Limapuluh Sembilan

61 7 1
                                    

"Dimana Lia?" tanya Anne dingin begitu melihat Dave yang menarik kursi di depannya.

"Ada kepentingan dengan Dosen pembimbingnya," jawab Dave.

Anne menghela napas kasar, "Kamu tidak mengajaknya, kan? Takut kalau aku menjambak rambut kekasihmu itu?" tanya Anne untuk kedua kali dengan nada ketus, tidak menunjukkan keramahan seperti biasa.

"Bukan. Dia memang benar-benar tidak bisa menemuimu hari ini."

"Jadi sejak kapan kamu punya kekasih?"

Wajah Dave benar-benar tenang, astaga kenapa pria pandai sekali menyembunyikan perasaan di balik wajahnya itu. "Sejak aku tahu kamu menjadi kekasih Nick."

"Astaga, itu sudah lama sekali. Hampir dua tahun yang lalu, Dave. Lalu kenapa tidak pernah cerita kalau kamu memiliki kekasih? Kenapa sampai membuatku terlihat konyol di situasi seperti sekarang ini? Kamu tahu, besok pagi aku harus sidang skripsi dan sekarang aku harus menyelesaikan permasalahan sepele ini."

"Maaf, Ne. Aku sudah menegur Lia. Aku juga tidak tahu darimana Ia mendapatkan nomor ponselmu."

Anne mencecap secangkir kecil espresso di depannya. Mata Dave melebar, "Kamu minum kopi?" tanya Dave sambil mengerutkan dahi.

"Kenapa? Apa urusannya denganmu? Aku terlalu pusing hari ini."

"Ne, kamu terlalu dingin."

"Memang, setelah ini aku akan menjauh darimu. Daripada aku ditelepon nenek sihir itu dan melempar kata-kata kasar padaku."

"Lia berkata kasar padamu?" tanya Dave tidak menyembunyikan keterkejutannya, kedua matanya melebar untuk kedua kali.

"Tanyakan sendiri pada kekasihmu. Tidak adakah waktu lain untuk hal semacam ini? Apakah benar-benar harus hari ini? Astaga, aku sampai kehilangan fokus belajarku. Kamu belum menjawab pertanyaanku Dave. Kenapa kamu tidak pernah cerita padaku? Agar aku tak terlibat dalam kesalahpahaman ini."

"Aku tak ingin kamu menjauhiku."

"Tentu saja aku akan langsung menjauhimu begitu aku tahu kamu memiliki kekasih. Tidak ada orang yang mau mendekati pria atau wanita yang sudah menjalin hubungan. Tunggu, kalau aku ingat-ingat sebenarnya kamu juga tidak pernah menjauhiku walaupun aku menjadi kekasih Nick waktu itu."

"Ya, karena kita memang berteman kan."

"Ya ampun. Kenapa aku polos sekali. Kenapa dulu aku juga masih menerimamu sebagai teman walaupun aku sudah memiliki kekasih. Pantas saja Nick membawa namamu dalam pembicaraan kami waktu itu."

"Sebenarnya Nick juga sudah berulang kali menegurku dan mengancamku. Namun, aku tak pernah benar-benar mendengarkan ucapannya. Aku tidak mau kamu menjauh, Ne."

"Ya lalu bagaimana? Kamu sudah memiliki kekasih bahkan sampai saat ini, tapi kamu tak ingin aku menjauhimu. Itu konyol, Dave. Aku seperti perusak dalam hubunganmu, begitu Lia mengatakannya padaku." Nada bicara Anne mulai meninggi karena kesal.

"Aku tidak benar-benar suka pada Lia."

"Lalu kenapa kamu menjadikannya kekasih?"

"Karena waktu itu aku tahu kamu sudah bersama Nick. Lagipula aku tak bisa mengharapkan hubungan lebih dari teman padamu, Ne. Cukuplah aku selalu ada untukmu, tak perlu memiliki hatimu. Kemudian Lia datang setiap hari dan terus menggangguku, lalu aku menyetujui untuk menjadi kekasihnya. "

Anne berdecak, "Wah, ini lebih konyol lagi. Astaga. Baiklah, aku memang berterimakasih padamu, Dave. Sangat berterimakasih. Kamu yang selalu ada saat aku dalam kondisi terburuk, kamu ada untuk menenangkanku, berlari ke arahku saat aku terluka tapi masalahnya kamu sedang menggandeng tangan wanita lain. Jika aku menjadi Lia mungkin aku juga akan marah-walaupun tidak mungkin aku berkata kasar pada seseorang yang berada pada posisi diriku seperti sekarang ini-karena Lia yang berhak atas perlakuan manismu bukan aku."

FRIENDSHIP or RELATIONSHIP [TAMAT ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang