Tigapuluh Tiga

28 8 0
                                    

Anne sedang duduk di salah satu bangku di depan kelas, halaman gedung tampak lengang. Suara jangkrik dan kodok bersahutan dari taman.

Ini malam terakhir ospek tepatnya hari keenam. Mahasiswa baru sedang berada di dalam kelas mengikuti kegiatan. Anne menghabiskan waktu berjaga di depan kelas, mengawasi jika ada peserta yang kabur.

Petrikor merasuk ke dalam indera penciuman Anne. Sore tadi hujan deras sehingga kegiatan dialihkan ke dalam kelas. Malam ini udara menjadi sejuk karena tetesan air hujan yang menjatuhkan diri ke bumi.

Dari jarak sepuluh meter, Anne melihat seorang pria mendekat. Ia menajamkan penglihatannya.

"Ne. Kebetulan bertemu denganmu di sini," kata pria itu.

"Dave. Ada apa hingga kemari?"

Benar, pria itu adalah Dave yang berjalan dari arah gedung Departemen Electrical Engineering.

Dave mengangkat kantong plastik di tangannya, "Mengantar makan malam untukmu, Ne."

"Untukku?" Anne menunjuk dirinya.

"Iya, aku sengaja kemari untuk memberimu ini, karena kalau kuajak makan bersama di luar kampus pasti tak mau." Lalu Dave melihat jam tangannya. "Masih jam 6 sore Ne. Belum makan malam kan?" tanyanya.

Anne menggeleng, "Belum sih..."

Dave meraih tangan Anne dan memberikan kantong plastik yang Ia bawa sedari tadi.

"Untunglah kamu di sini jadi aku tak perlu menelepon untuk mencarimu."

"Terimakasih Dave. Lain kali tak perlu repot seperti ini."

"Tidak merepotkan sama sekali, Ne."

"Kamu mau pulang?"

"Iya. Aku dan teman-teman akan ke rumah Jay malam ini."

"Aah... Bagaimana kabar Jay?"

"Baik, terkadang Ia juga menanyakan kabarmu padaku. Ia terlalu sibuk sekarang, banyak Dosen yang mengajaknya bergabung ke project mereka."

"Ooh..."

"Aku pergi dulu ya Ne. Jangan lupa makan," kata Dave sambil tersenyum.

"Tentu. Terimakasih ya." Anne melambaikan tangannya pada Dave yang berjalan menjauh kembali ke arah Ia datang.

Dave berjalan berbelok dan sudah hilang dari penglihatan. Anne mengintip makanan yang dibawa Dave tadi, bau sedapnya semerbak menggunggah selera. "Wah, nasi goreng seafood," gumamnya.

Tiba-tiba dari belakang punggung Anne ada yang menepuk bahunya. Spontan Anne menoleh, Ia sangat kaget ketika sepasang mata dengan iris hitam jernih tepat di depan kedua kelopak matanya. Jarak mereka terkikis hanya sepuluh sentimeter.

Anne mengenal pemilik sepasang mata itu. "Nick?" bibirnya mengucap pelan.

Nick sengaja memposisikan dirinya setengah menunduk agar sejajar dengan Anne yang sedang duduk.

Mata mereka saling menatap untuk yang kesekian kali. Enggan berpaling, seutas senyum tersungging dari bibir mereka. Benar-benar seperti adegan dalam drama.

Posisi Nick sekarang sangat tepat untuk mencium bibir Anne. Tapi Ia menggeser kepalanya sedikit, memutuskan untuk mengecup pipi kiri gadis berambut sepunggung itu.

Kemudian Nick mengangkat tubuhnya agar kembali ke posisi berdiri. Nick dapat melihat jelas pipi Anne yang memerah. Gadisnya sedang gugup maksimal.

"Anne..." panggil Nick lembut. "Sudah?" tanyanya lagi.

FRIENDSHIP or RELATIONSHIP [TAMAT ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang