Duabelas

52 26 4
                                    

Erika masuk ke kamar dengan tergesa, Ia meletakkan sepatu basketnya di rak depan kamar lalu melempar dirinya ke atas tempat tidur Anne

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Erika masuk ke kamar dengan tergesa, Ia meletakkan sepatu basketnya di rak depan kamar lalu melempar dirinya ke atas tempat tidur Anne. Anne yang sedang membaca spontan menggeserkan tubuhnya.

"An, jadi apa yang terjadi tadi sore?" Erika bertanya dengan mimik serius, tangannya menopang kepala dan menatap Anne yang memegang buku.

"Tidak ada," jawab Anne masih menatap bukunya.

"Anne, kamu tadi ke apartemen Dave sendiri?" Erika menurunkan buku dari tangan Anne agar temannya itu mendengarkan ucapannya.

"Begitulah," ucap Anne sambil memandang Erika.

"Kenapa tak dibatalkan?"

"Aku tidak enak  dengannya, Rik."

"Jangan berbohong."

Anne meletakkan buku yang tadi Ia pegang lalu memandang teman sekamarnya dengan tatapan yang tak kalah serius. "Aku benar-benar tak enak padanya, apalagi harus merepotkan Dave untuk mengatur pertemuan kembali di lain hari, Rik."

"Kenapa tak minta ditemani Nick?"

"Kenapa aku harus mengajak Nick? Tidak mungkin Erika, yang ada suasana akan semakin awkward di sana," kata Anne mengerutkan kening.

"Ya, maksudku agar kamu juga tidak ke sana sendiri, An."

"Semua sudah selesai Rik, tak perlu dibahas lagi dan tidak ada apapun yang terjadi atau yang perlu dikhawatirkan." Anne beranjak dari tempat tidur menuju meja belajar.

"Baiklah temanku sayang. Aku hanya mengingatkan."

"Cepat mandi! Baumu sungguh mengundang lalat." Anne melemparkan handuk pada Erika yang masih tiduran. "Ah ya Rik, kamu sudah mengerjakan tugas Bu Grace tentang diagram Tanabe-Sugano?"

"Belum An."

"Kamu mau mengajariku? Aku tak begitu paham dengan penjelasan Bu Grace kemarin."

"Eemm ... Bagaimana ya?" Erika pura-pura berpikir.

"Hahaha ayolah. Nanti kubelikan segelas thaitea ice kesukaanmu."

"Tiga gelas," kata Erika sambil menegakkan tiga jarinya.

"Kamu mau mencuci tanganmu dengan thaitea, Rik?" tanya Anne sambil menggelengkan kepala.

****

Praktikum kimia organik hari ini selesai dengan lancar. Anne keluar dari laboratorium setelah mencuci tangan dengan handwash dan melepas jas laboratorium. Ia berjalan menuju foodcourt lalu berhenti di depan penjual minuman, Ia membuka kulkas dan mengambil sekotak susu. Minum susu setelah praktikum adalah hal wajib bagi Anne, bahan-bahan kimia yang cukup kuat dapat mengkontaminasi tubuh sehingga Ia merasa perlu menetralkan tubuhnya.

"An, tolong ambilkan air mineral." Tiba-tiba sebuah suara mengejutkannya. Ternyata Nick sudah di belakang Anne entah sejak kapan. Anne membuka kulkas kembali lalu mengambil satu botol air mineral dan memberikannya pada Nick.

"Bagaimana praktikum hari ini?" tanya Nick. Padahal sebenarnya Nick tahu apa yang dilakukan Anne saat di dalam laboratorium tadi, Ia tak berhenti memperhatikan.

"Lancar, tidak ada masalah." jawab Anne setelah menyedot minumannya.

"Mau mengerjakan laporan hasil praktikum denganku?" Nick melanjutkan pertanyaannya.

"Boleh, setelah ini ya. Jangan pulang, aku mau mengambil tas dulu." Anne membalikkan badan dan berjalan menuju gedung Departemen Chemistry.

"Mau mengerjakan di apartemenku?"

Pertanyaan Nick membuat Anne menghentikan langkah, dua meter dari tempat Nick berdiri. Akhir-akhir ini Anne merasa sudah dua kali Ia mendengar ajakan teman untuk ke apartemen mereka. Anne menoleh ke arah Nick, lalu menggeleng. "Tidak Nick. Kita kerjakan di kampus saja," jawab Anne.

Nick dan Anne duduk di bangku depan kantor Tata Usaha, mereka tampak sibuk menulis sesekali melihat ke arah laptop. Langit sudah menghitam sejak dua jam lalu, lampu-lampu di gedung sudah menyala sehingga membantu penerangan. Suara serangga bersahutan dari taman memecahkan keheningan, beberapa mahasiswa masih di sana untuk belajar dan mengerjakan tugas, sama seperti mereka berdua.

"Mau makan dulu, An?" tanya Nick.

"Sebentar, kurang sedikit lagi Nick. Akan aku selesaikan laporanku dulu. Laporanmu sudah selesai?" Anne mengangkat kepalanya. 

"Sudah. Tak perlu menulis terlalu panjang, An. Cukup tulis secara garis besar." Nick mencondongkan kepalanya ke arah Anne, melihat ke arah buku laporan milik gadis di sampingnya.

"Iya, sudah aku lakukan. Tapi mungkin aku kebingungan untuk menghapus beberapa kata yang tak seharusnya ditulis."

"Tak apa, aku tunggu hingga selesai," kata Nick sambil menutup penanya.

"Terimakasih," ucap Anne yang kemudian tersenyum memamerkan deretan gigi yang rapi. Nick membalas senyumnya.

Setelah laporan praktikum selesai, Anne membereskan kertas-kertas yang berserakan di meja dan mematikan laptopnya. 

Nick berdiri sambil memakai ransel, "Ingin makan dimana, An?" tanya Nick.

"Kwatiauw siram, yuk," ujar Anne sambil menjetikkan jari.

"Boleh, ayo." Nick mengulurkan tangannya ke arah Anne yang masih duduk.

Anne terdiam, Ia merasa de javu untuk kedua kalinya dengan situasi ini. Dua pria ini tidak mungkin bersaudara, bukan? Mereka tidak saling mengenal bahkan hanya pernah bertemu dua kali tapi sikap mereka ke Anne hampir sama. Anne menggaruk rambutnya yang tak gatal.

"Kenapa?" tanya Nick memandang Anne heran.

"Kamu tak pernah menggandengku, Nick," kata Anne dengan memandang Nick dan tangannya yang masih terulur bergantian.

"Aah, maaf." Nick menarik tangannya, canggung.

" Nick menarik tangannya, canggung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FRIENDSHIP or RELATIONSHIP [TAMAT ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang