Empatpuluh Tiga

23 6 0
                                    

Nick memandang macbook air di depannya, sesekali melirik Anne yang duduk di sampingnya dengan meletakkan kepala di atas meja. Tangan gadis itu mengetuk meja beberapa kali seolah dia sedang bosan.

"Ada apa?" Nick menepuk bahu Anne. Si pemilik bahu bangun dan memandang kekasihnya.

"Masih lama?" tanya Anne.

"Sedikit lagi. Aku selesaikan sekalian agar dapat makan siang bersamamu."

Hari ini hari ketiga Anne kembali ke kampus, Ia sudah mengikuti kuliah seperti biasa dan bertemu dengan Nick setiap hari walau terkadang hanya sebentar atau sekedar menemani pria itu mereview jurnal.

"Belilah minum lagi sambil menungguku," kata Nick sambil memberikan kartu debit.

Anne menerimanya lalu berdiri dari kursi. "Kamu ingin apa?" tanya Anne setelah Ia melihat ke arah layar menu yang berjarak sepuluh meter di depan.

"Americano dingin. Kamu jangan membeli kopi, An."

"Astaga, kamu benar-benar bisa membaca pikiranku, Nick."

"Lemon squash atau strawberry milkshake saja," kata Nick memberikan pilihan.

"Cappuccino, boleh?" tanya Anne.

"Tidak," jawab Nick tanpa mengalihkan pandangan dari layar macbook air.

Anne memutar malas bola matanya sambil memajukan bibirnya satu sentimeter. Hampir dua bulan ini dia tidak mencicipi rasa minuman berkafein itu sama sekali. Berawal dari gastritisnya yang kambuh lalu tiba-tiba gangguan panik yang muncul kembali saat kecelakaan mengharuskan Ia meliburkan lidah dan tenggorokannya yang terbiasa menikmati kopi sejak awal kuliah.

Anne berjalan menuju antrian kasir. Lalu berdiri di belakang seorang gadis yang tidak Ia kenal, Anne dapat melihat rambut gadis itu terurai hingga punggung, rambutnya bergelombang dan berwarna ash brown. Warna rambut yang sangat disukai Anne, tapi Ia tak pernah berani mewarnai rambut seperti gadis di depannya.

Saat Anne sedang asyik memandang rambut gadis yang tak Ia kenal, tiba-tiba ada seseorang yang mencolek lengannya. 

"Dave?" seru Anne sambil tersenyum.

"Halo, Ne. Sudah masuk kuliah?" sapa Dave.

Anne mengangguk, "Bagaimana kabarmu?"

"Baik. Maaf aku tak pernah menjenguk ke rumahmu. Kuliah sangat padat di semester ini."

"Tidak masalah, aku tahu kamu sibuk."

"Bagaimana kabar keluargamu, Ne?"

"Baik. Semuanya baik, Kak Ezra sering mencarimu sepertinya kalian cocok menjadi teman mengobrol."

Dave terkekeh, "Ah, benar. Lalu kamu sendiri tidak mencariku?"

"Maksudmu?"

"Kamu tidak merindukanku?" kata Dave sambil tertawa.

"Baiklah, mungkin ini adalah cara bercandanya," pikir Anne tanpa Ia ucapkan. "Menurutmu bagaimana?" Anne mengembalikan pertanyaan.

"Kalau menurutku tentu saja kamu rindu. Aku juga merindukanmu, Ne," ucap Dave ringan seolah Ia tak canggung mengatakan hal itu.

Gadis di depan Anne memajukan langkahnya, Anne mengikutinya. 

"Kenapa kamu bisa setenang itu saat berkata, Dave?"

"Kenapa tidak? Bukankah lebih baik berkata jujur daripada kusimpan hingga mati."

"Kamu terlalu blak-blakan," kata Anne tersenyum.

FRIENDSHIP or RELATIONSHIP [TAMAT ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang