Tigapuluh Satu

27 8 0
                                    

Dave berjalan menuju tempat parkir. Sialnya pagi ini Ia memarkir mobilnya di Fakultas Sains karena tempat parkir di gedungnya penuh. Ia harus berjalan dua kilometer dari gedung Departemen Electrical Engineering, dan jalan tercepat menuju tempat parkir adalah melewati gedung Departemen Chemistry.

Dave melihat hiruk pikuk suasana di halaman gedung Departemen Chemistry yang ramai, sehingga Ia memilih berjalan melewati jalan setapak di taman menghindari kerumunan mahasiswa baru. "Ah iya, aku lupa kalau hari ini ospek serentak di semua Departemen." gumamnya.

Sayup-sayup Ia mendengar suara yang semakin lama semakin keras saat Ia berjalan mendekati tangga gedung. "Radiiit, Chokiii.... Siapapun di lantai duaa, bantu akuu..." seorang gadis berteriak di salah satu anak tangga sambil duduk memegangi temannya yang bersandar padanya.

Dave mendekat ke arah sumber suara, agak gelap karena lampu di tangga padam. Ia melihat dua gadis yang duduk tersebut. "Kak, Bang, Mas, eh bisa minta tolong?" Erika meracau saat melihat Dave yang berdiri di anak tangga paling bawah. Ia belum melihat dengan jelas bahwa pria itu adalah Dave.

"Anne?" kata Dave kaget.

Erika menajamkan penglihatannya. "Dave ya?"

Dave menoleh ke Erika dan sekali lagi Ia terkejut, "Oh, Erika."

"Astaga, beruntung kamu lewat. Bisa minta tolong membawa Anne ke lantai dua? Anne pingsan."

Dave bergegas menggendong Anne dengan kedua tangannya, Ia mengekor di belakang Erika.

Ruang kesehatan sepi, pantas saja tak ada yang mendengar teriakan Erika. Mungkin mereka sedang berjaga di halaman gedung lantai satu untuk ikut mengawasi mahasiswa baru.

"Bagaimana Anne bisa pingsan, Erika?" tanya Dave setelah membaringkan Anne di atas tempat tidur lalu menyelimutinya.

"Gastritis(1) Anne kambuh." Erika mengambil minyak kayu putih dan mengoleskannya di telapak kaki Anne yang dingin lalu mengoleskannya sedikit di sekitar hidung Anne.

"Erikaa, Annee kamu dicari Jer--Anne kenapa, Rik?" Geby yang melihat Anne terbaring menjadi kaget.

"Pingsan." jawab Erika.

"Kamu dicari Jerrel karena sesi selanjutnya akan dimulai." kata Geby.

"Lalu Anne bagaimana?" Erika menunjuk temannya yang belum juga siuman.

"Tak apa Erika, aku bisa menunggu Anne di sini. Kamu lanjutkan kegiatanmu." kata Dave menawarkan diri.

"Benar-benar tidak apa-apa Dave?" tanya Erika hati-hati.

"Iya tak masalah, aku tadi berniat pulang dan tidak ada kegiatan lain."

"Baiklah kalau begitu. Aku minta tolong ya. Aku akan menghubungi Nick agar dia cepat kemari menggantikanmu."

"Iya, aku tunggu di sini. Nanti aku akan menghubungimu jika Anne siuman."

"Terimakasih banyak Dave." 

Erika dan Geby meninggalkan Anne dan Dave di ruang kesehatan.

Sudah tiga puluh menit, Anne belum siuman. Dave masih mengoleskan minyak kayu putih di telapak kaki dan telapak tangan Anne yang dingin. Ia menarik selimut lebih tinggi hingga ke leher Anne. Tiba-tiba Anne mengejapkan mata dan membuka matanya perlahan. Dave mendekatinya.

"Anne. Sudah siuman?" tanya Dave.

Anne membuka matanya lebih lebar, Ia seolah kaget dengan keberadaan Dave di sampingnya.

"Perutmu masih sakit?" tanya Dave sambil membantunya membenarkan posisi bantal agar lebih tinggi.

Anne mengangguk.

FRIENDSHIP or RELATIONSHIP [TAMAT ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang