Empatpuluh Dua

28 6 0
                                    

Nick menarik tangan Anne agar mendekat padanya, lalu memutar tubuhnya sehingga membuat punggung Anne bersandar pada daun pintu. Tubuh Anne terpojok karena Nick mengungkung dengan kedua tangan panjangnya. 

Pria itu membelai rambut Anne dengan lembut, menyelipkan anak rambutnya ke telinga. Hampir satu menit mata mereka beradu, nafas mereka yang menderu-deru bertemu. Mengikis jarak hingga kurang dari lima sentimeter, Nick lebih mendekatkan tubuhnya hingga Anne terdorong ke belakang dan membuat pintu tertutup sempurna.

Anne menggigit bibirnya, "Nick..." ucap Anne dengan susah payah karena menahan gugup dan jantungnya yang berdebar.

"Hm?" gumam Nick sambil terus menatap mata Anne.

"Kita, terkunci Nick," kata Anne lagi.

Nick mengerutkan alis, "Apa maksudmu?"

"Pintu gudang ini rusak tak dapat dibuka dari dalam. Karena itu aku ganjal dengan tongkat, sekarang malah tertutup begini," kata Anne setelah menelan saliva.

"Astaga, kenapa tidak bilang dari tadi, An." Nick melepas belenggunya. 

Anne mencoba memutar gagang pintu berkali-kali, tapi pintu itu memang benar-benar rusak. Nick mengambil alih bahkan Ia mencoba untuk mendobrak tapi pintu yang berbahan kayu jati itu tak bergeming.

"Nick, kamu membawa ponsel?" tanya Anne.

Nick menggeleng, "Ponselku di dalam tas."

"Aku juga tidak membawa, bagaimana ini Nick?" tanya Anne cemas.

"Hei, jangan khawatir, An. Kamu kan terkunci di dalam gudang yang berada di belakang rumahmu sendiri, pasti nanti akan ada yang menyadari bahwa kita berdua belum kembali."

"Kamu juga kenapa tiba-tiba bersikap seperti tadi? Aku kan bingung."

Nick menyenggol lengan Anne. "Bingung atau berdebar, An?"

"Nick, hentikan. Aku malu." Anne menelungkupkan tangannya di depan wajah.

Nick memeluk gadis di depannya karena terlalu gemas, Ia tadi memang sengaja menggoda Anne yang sedang sibuk mengambil char broil charcoal barbeque grill atau lebih singkatnya alat pemanggang di dalam gudang. Namun, Nick tak tahu bahwa pintu gudang tersebut rusak hingga membuatnya terkunci seperti ini.

"Limabelas detik," kata Anne sambil meletakkan kepalanya bersandar di dada Nick yang bidang.

"Limabelas menit."

Anne mengangkat kepalanya agar dapat memandang Nick, membuka matanya lebar sambil menaikkan alis. "Kok sekarang menjadi satuan menit," protesnya.

"Sudah diam," Nick kembali merengkuh Anne dan meletakkan kepala Anne agar bersandar padanya lagi.

"Nick," panggil Anne.

"Ya?"

"Jantungmu berdebar."

"Sudah sejak dulu, sejak aku mengenalmu. Tiap kamu di dekatku, aku berdebar."

"Bohong."

"Ya sudah kalau tak percaya."

"Nick."

"Iya, An?"

"Siapa yang menjaga Bunda sekarang?"

"Perawat, Papa menyewa jasa perawat pribadi untuk menjaga Bunda, agar dapat menggantikanku."

Anne menganggukkan kepalanya yang masih berada di dalam dekapan tangan Nick.

"Nick."

"Hm."

FRIENDSHIP or RELATIONSHIP [TAMAT ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang