Tigapuluh Tujuh

19 7 2
                                    

"Dik, kamu tidak apa-apa? Apa Kakak perlu masuk ke dalam?" Novan mengetuk pintu kamar mandi karena tak ada suara yang terdengar sejak satu menit tadi.

"Tidak Kak, Anne bisa sendiri," jawab Anne dari dalam kamar mandi.

Tigapuluh detik kemudian Anne keluar sambil mengusap mulutnya.

"Muntah lagi ya?" tanya Novan sambil menggandeng Adiknya menuju tempat tidur.

Anne mengangguk. 

"Masih pusing?" tanya Novan lagi.

Anne mengangguk untuk kedua kali. Novan membantunya berbaring. Bu Liyana dan Pak Fredy meninggalkan Rumah Sakit sejak subuh tadi, mereka memutuskan mencari hotel terdekat sebagai tempat beristirahat. Novan menggantikan kedua orangtuanya untuk menjaga Anne yang masih lemas dan muntah.

Anne mengejapkan matanya beberapa kali memandang rel tirai yang tergantung di atas, "Kak, sepertinya Anne butuh membeli kacamata."

"Kenapa tiba-tiba ingin membeli kacamata?"

"Sejak kemarin mata Anne buram."

"Kata Dokter itu efek dari benturan kemarin, Dik. Satu minggu lagi juga sembuh. Tidak perlu kuliah dulu, sepulang dari Rumah Sakit pulang ke rumah saja."

Anne menghembuskan nafasnya kasar, "Padahal sudah semangat masuk semester lima, malah absen kuliah di awal."

"Ya bagaimana lagi, kamu juga sakit begini."

"Kak Ezra dimana Kak?"

"Kerja, mungkin nanti sore ke sini."

"Memang Kak Ezra sudah wisuda? Seingat Anne belum."

"Tinggal mengerjakan skripsi di semester sepuluh ini."

Anne berdecak, "Kak Ezra sudah seperti mahasiswa abadi di kampusnya."

"Ya karena dia juga membagi waktu dengan pekerjaan, Dik."

"Hmm..."

"Dik," 

"Apa, Kak?"

"Erika sudah punya kekasih belum?"

"Hmm..."

"Kok hmm sih."

"Pertanyaan Kakak tak ada yang lebih penting?"

"Nah itu penting."

"Penting darimana. Erika sudah punya pacar, Kak."

"Yah... Kalau begitu temanmu yang lain deh, Dik."

"Tidak ada."

"Masa tidak ada yang single?"

"Kakak kenapa sih?"

"Kenapa apanya, ya cari jodoh lah."

"Jangan teman-teman Anne."

"Memangnya kenapa?"

"Anne tak mau jadi adik ipar teman sendiri."

Novan tertawa, "Kan masih jadi kekasih belum jadi istri."

"Memang kalau jadi kekasih tak mungkin jadi istri, Kak?"

"Ya mungkin, sih. Kamu pelit banget, Dik."

"Biarin."

"Kamu punya pacar ya?"

"Hmm..."

"Dik, kamu itu cuma pusing di kepala bukan di mulut dari tadi kok jawabnya hmm hmm terus."

Anne tertawa mendengar Kakaknya mengomel.

FRIENDSHIP or RELATIONSHIP [TAMAT ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang