Duapuluh Dua

36 21 1
                                    

"Nick, kamu bisa membantu Papa ke Kota Selatan?" Pak Abraham---Papa Nick, tengah bicara santai dengan anaknya di teras rumah dengan segelas teh hangat di tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nick, kamu bisa membantu Papa ke Kota Selatan?" Pak Abraham---Papa Nick, tengah bicara santai dengan anaknya di teras rumah dengan segelas teh hangat di tangannya.

"Ada perlu apa, Pa?" tanya Nick setelah meletakkan cangkir di atas meja.

Pak Abraham mengembuskan napas panjang. "Jujur saja, akhir-akhir ini Papa bingung membagi waktu. Perusahaan sedikit terbengkalai karena Papa sering absen, ya walaupun di sana sudah ada orang-orang yang terpercaya tapi terasa kurang sempurna jika Papa tak ikut turun tangan. Seharusnya besok lusa Papa harus ke Kota Selatan untuk mengawasi pembangunan gudang baru tapi Papa juga tak ingin meninggalkan Bundamu sendiri."

Pak Abraham menatap kosong ke depan, baru kali ini Nick melihat Sang Papa dengan raut wajah menunjukkan kelelahan. Padahal beliau sudah bertahun-tahun menjalankan sebuah tempat usaha yang kini telah berkembang menjadi perusahaan. Namun, tak pernah sekali pun menunjukkan wajah lelah tanpa semangat seperti saat ini.

Nick adalah anak pertama dengan seorang adik perempuan dan Ia angat memahami kewajiban serta peran posisinya di keluarga. Suatu waktu Ia harus sebagai pengganti Pak Abraham di perusahaan dan terkadang Nick sebagai teman untuk Bundanya yang sedang menjalani pengobatan.

"Baik Pa, Nick akan berangkat besok lusa."

"Kuliahmu tidak apa-apa kan harus ditinggal sebentar?"

Nick mengangguk. "Nick harus tinggal berapa hari di sana, Pa?"

"Tiga hari sudah cukup. Kamu harus bertemu dengan pihak kontraktor sebelum memulai pembangunan. Saat kamu sudah sampai di sana, tolong kirimkan final site plan gudang kepada Papa terlebih dahulu."

"Iya Pa. Papa jangan khawatir, temani Bunda. Bunda lebih membutuhkan Papa."

"Benar Nick. Terimakasih telah membantu Papa."

"Tidak perlu, Pa. Ini sudah kewajiban Nick."

Pak Abraham dan Nick kembali hening tanpa percapakan lagi di sana, sibuk dengan kemelut pikiran masing-masing sambil menatap langit yang memerah menyambut senja. Mereka masih harus saling menguatkan dan menopang agar tak ada yang terluka nantinya.

****

"An, hari ini kamu selesai kuliah jam tiga sore kan?" tanya Nick pada Anne yang duduk di sampingnya sambil mengetik tugas makalah di laptop.

"Iya Nick. Ada perlu apa?" jawab Anne sekaligus melempar pertanyaan kembali.

"Mau temani aku ke stasiun?"

Anne menghentikan aktivitasnya dan mengubah arah duduknya menghadap ke pria di sebelah kirinya. "Stasiun? Ada perlu apa kamu ke sana?"

"Aku perlu membeli tiket untuk ke Kota Selatan."

"Ke Kota Selatan?" Anne mengernyitkan alis.

"Papa menyuruhku ke Kota Selatan besok."

"Oooh ...." Anne menganggukkan kepala, Ia sudah paham dengan jawaban Nick. Ini memang bukan pertama kalinya Nick keluar kota untuk menggantikan Pak Abraham bekerja. "Berapa hari di sana?" tanya Anne.

FRIENDSHIP or RELATIONSHIP [TAMAT ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang