Delapan

74 33 12
                                    

Dia tak mendekat tapi juga tak menjauh

Engkau tak menjauh tapi juga tak pernah berlari mendekat

Lalu kapan Dia dan Engkau akan bertemu?

Jika mereka selalu berada pada titik semu yang tak menyatu

****

"Bagaimana menurutmu, An?" tanya Cila sambil menyodorkan satu bendel kertas padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana menurutmu, An?" tanya Cila sambil menyodorkan satu bendel kertas padanya.

Anne membacanya sekilas. "Sebenarnya aku tertarik dengan project ini. Tapi aku tak yakin dengan kemampuanku," kata Anne dengan menunduk.

"Ayolah An, aku juga tak sehebat itu, justru aku dan Betty mengajakmu bergabung karena kemampuan public speakingmu. Aku butuh seseorang yang dapat mempresentasikan ini," ucap Cila berusaha meyakinkan Anne dengan matanya.

Anne diam. Berpikir.

"Baiklah, aku akan mencobanya bersamamu dan Betty," ujar Anne lalu tersenyum.

"Oke An. Kita harus berjuang bersama." Cila mengacungkan jempolnya dengan wajah senang.

"Cila! Anne!" Terdengar teriakan Betty memanggil mereka. Betty berlari menuju meja. "Maaf aku baru selesai kelas. Bagaimana Cil, apakah Anne setuju bergabung dengan project ini?" desak Betty sambil memandang Cila dan Anne bergantian.

"Ya, aku akan mencobanya, Betty," sahut Anne.

"Yes! Mari kita bekerja dengan baik, An," kata Betty sambil menepuk bahu Anne. "Aku yakin project ini akan berhasil. Sampai mana proposal kita kemarin, Cil?" lanjut Betty yang sudah duduk di samping Cila.

Cila membuka lembaran-lembaran kertas yang dibendel.

"Aku jelaskan secara garis besar ya, An. Jadi aku dan Betty sudah menyusun proposal ini sebagian. Mungkin ada pendapat lain darimu tentu dengan senang hati kita akan membahasnya," terang Cila pada Anne. Anne mengangguk menandakan Ia paham.

"Intinya kita akan membuat alat untuk filtrasi atau penjernih air dengan bahan yang mudah ditemukan. Namun goal kita adalah air yang bisa diminum sehingga perlu proses destilasi atau penyulingan. Nah, proses destilasi ini membutuhkan pemanasan dengan suhu mendidih 100°C. Bagaimana menurutmu An?" imbuh Betty.

Anne mendengarkan dengan seksama.

"Hmm ... Sepertinya kita membutuhkan sesuatu yang berbeda untuk penelitian ini Cil, Bet. Menurutku metode ini terlalu umum," kata Anne.

"Aku juga berpikir seperti itu sih," sahut Cila sambil menggaruk tengkuknya.

"Bagaimana jika proses destilasi ini menggunakan pemanas otomatis?" tanya Anne ragu-ragu.

"Pemanas otomatis?" Betty mengulangi kalimat Anne, tak mengerti.

"Ya. Jadi pemanasnya mungkin kita beri semacam sensor, ketika telah mencapai suhu 100°C dia akan otomatis berhenti. Sehingga lebih mudah untuk mengontrol proses penyulingan."

Cila dan Betty terdiam.

"Sepertinya tidak mudah membuatnya, An," ujar Betty tampak tak yakin. "Tapi tidak ada salahnya jika mencoba. Kita perlu seseorang yang paham tentang ini, An, Cil," lanjut Betty yang tampak setuju.

Cila menganggukkan kepala. "Tidak ada salahnya mencoba, bukan," ucap Cila.

"Kalau begitu untuk sensor pemanas akan menjadi tanggungjawabku, dengan mencari bantuan orang lain tentunya," kata Anne dengan binar di wajah, Ia mulai bersemangat di bidang keilmuan ini.

****

"Pemanas otomatis?" Nick mengerutkan dahi setelah mendengarkan penjelasan Anne yang akan mengikuti project mahasiswa bersama Betty dan Cila. Anne yang duduk di sampingnya hanya mengangguk sambil menyeruput ice tea.

"Iya, menurutku lebih baik jika menggunakan pemanas otomatis di destilasi, Nick. Jadi ketika suhu penyulingan mencapai seratus derajat celcius, pemanas merendahkan suhu sehingga dapat mempertahankan titik didih hingga air yang disuling habis," terang Anne setelah meletakkan gelasnya.

Nick memutar bola matanya memandang langit-langit foodcourt, Ia tampak berpikir. "Kalau begitu kamu harus meminta bantuan seseorang dari Departemen electrical, An. Sepertinya akan susah jika hanya meminta bantuan dari teman satu departemen kita."

"Ah benar, coba aku telepon temanku. Siapa tahu dia bisa membantu."

"Dave?" tanya Nick penasaran.

"Aku tak memiliki nomor ponsel Dave, Nick." Anne menggelengkan kepala sambil menggulirkan ponselnya mencari sebuah nama di kontak tanpa melihat Nick.

Nick tersenyum sangat tipis, hampir tak terlihat oleh siapapun.

****

Tampak dua orang pria mendorong pintu caffee lalu menyapu pandangan di depannya mencari seseorang yang mereka cari. Seorang gadis berambut lurus sebahu melambaikan tangan agar kedua pria itu melihatnya.

"Hai, Jay. Oh hai Dave, kamu juga di sini?" Anne berdiri menyapa mereka.

"Hai An, maaf aku terlambat." Jay menarik kursi di depan Anne. Sedangkan Dave memilih duduk di samping Anne.

"Mau aku pesankan kopi?" tawar Anne yang masih berdiri.

"Boleh, hot americano." Jay mengangkat jari telunjuknya. Anne berganti memandang Dave.

"Espresso," kata Dave singkat.

Tak lama kemudian Anne datang membawa pesanan mereka.

"Jadi bagaimana projectmu itu, An?" tanya Jay dengan mengangkat cangkir. Anne duduk kembali di kursinya lalu mulai menjelaskan alat yang Ia butuhkan sesuai dengan keputusannya bersama Cila dan Betty. Penjelasan yang hampir mirip dengan yang Ia katakan pada Nick tadi siang.

"Ah begitu. Sebenarnya aku ingin sekali membantumu, An. Tapi aku masih kewalahan dengan tugas dan projectku sendiri. Karena itu aku mengajak Dave bersamaku, Dave bisa membantumu, waktunya lebih longgar karena project nya telah selesai."

Anne menganggukkan kepala. "Aku sama sekali tak keberatan. Dave bisa membantuku?" tanya Anne penuh harap sambil memandang Dave.

"Tak masalah. Alat yang kamu inginkan juga tak terlalu rumit, Ne. Bisa kukerjakan dalam tiga atau empat hari," jawab Dave.

Anne tersenyum lebar. "Terimakasih Dave."

"Kamu tak berterimakasih padaku? Aku yang mengenalkanmu pada Dave, An," decak Jay, pura-pura menggerutu.

Anne segera meralat kalimatnya, "Ah iya, terimakasih Jay, telah memperkenalkanku pada Dave," kata Anne dengan mengejapkan mata beberapa kali, membuat Jay tertawa melihatnya.

Anne  segera meralat kalimatnya, "Ah iya, terimakasih Jay, telah  memperkenalkanku pada Dave," kata Anne dengan mengejapkan mata beberapa  kali, membuat Jay tertawa melihatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FRIENDSHIP or RELATIONSHIP [TAMAT ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang