Empatpuluh Empat

22 5 0
                                    

Anne mematut dirinya ke cermin tinggi di depan kamarmandi untuk kelima kali. Menyisir rambut panjangnya sepunggung, memutar tubuhnya beberapa kali dan membenarkan baju agar tidak terlihat kusut.

"Mau bercermin sampai kapan, An? Sampai cerminnya retak?" ejek Erika yang sejak tadi melihat temannya berdiri di depan cermin.

"Sudah cantik kan, Rik?" tanya Anne memastikan.

"Sudah cantik sekali, Tuan Puteri..."

Anne tersenyum puas, dress selutut berwarna putih full brukat dengan lengan tali dipilih sebagai pakaian untuk liburannya hari ini bersama Nick.

"Tidak takut kulitmu menghitam jika memakai itu ke pantai?" tanya Erika.

Anne mengerutkan alis, "Apakah terlalu terbuka, Rik?"

"Tidak kok. Tapi sepertinya hari ini akan panas sekali, An," Erika membuka lemari dan menyerahkan cardigan rajut berwarna lilac kepada Anne. "Pakai ini jika sinar matahari terasa membakar kulitmu."

"Terimakasih," kata Anne tersenyum.

Tak lama kemudian, ponsel Anne berdering ada telepon masuk dari Nick.

"Halo?"

"Aku sudah di depan, An."

"Baiklah aku turun."

Tuutt Tuut Tuutt

"Aku pergi dulu ya, Erika. Jaga kamar," pamit Anne.

"Iya iya, akan kujaga sampai kamu pulang. Hati-hati di jalan, selamat bersenang-senang." Erika melambaikan tangan.

Satu menit kemudian Anne sudah di depan gerbang indekos, Nick dengan kaos berwarna putih dan kemeja biru tua yang semua kacingnya dibiarkan terbuka sedang menunggunya di luar mobil.

Nick menyadari kehadiran Anne memandangnya lekat sekali sejak Ia membuka pintu gerbang. Gadisnya semakin tampak cantik dengan baju yang dipakainya. Nick jarang melihat penampilan Anne feminin seperti sekarang. Selama ini Anne hanya memakai celana jeans panjang dengan kemeja atau kaos berkerah saat ke kampus maupun sekedar makan bersamanya.

"Selamat pagi, cantik," sapa Nick dengan senyuman.

Anne terkekeh mendengarnya, "Tumben. Biasanya tidak cantik ya, Nick?" tanyanya.

"Setiap hari kamu cantik, Sayang. Tidak mungkin kan kamu tampan."

Anne mencubit perut Nick pelan saat pria itu membukakan pintu mobil untuknya.

"Terimakasih. Lain kali jangan membuka pintu untukku Nick, aku canggung."

"Hanya hari ini," kata Nick.

Nick segera menyusul masuk ke dalam mobil, Anne melihat senyum yang tak hilang dari wajahnya.

"Ada yang bahagia sekali hari ini," ujar Anne.

"Tentu saja, baru kali ini aku akan menghabiskan 24 jam hari ini bersama kekasihku."

"Bukankah dulu saat kamu ke rumahku juga menghabiskan 24 jam bersamaku, Nick?"

"Tidak, itu tak bisa disebut 24 jam, An. Ada banyak orang di sana, aku tak bisa bermesraan denganmu."

"Astaga Nick, hentikan. Aku geli mendengarmu mengatakan kemesraan."

Nick tertawa melihat Anne yang menggeleng-gelengkan kepala.

Nick mengulurkan tangan kirinya, Anne menyambutnya dengan genggaman hangat. Lalu diciumnya punggung tangan kekasihnya. "Anne, aku menyayangimu," kata Nick.

FRIENDSHIP or RELATIONSHIP [TAMAT ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang