Limapuluh

28 5 0
                                    

Pagi hari, setelah peristiwa di apartemen kemarin sore, Nick kembali ke kampus untuk mengikuti kuliah. Ia sengaja berangkat lebih pagi karena ingin mencari Anne di sana. Namun, hingga hari memasuki siang Nick tidak melihat Anne sama sekali bahkan di kelas yang Anne ikuti. "Dimana dia?" gumamnya.

Ekor matanya menangkap sosok Erika yang sedang berjalan menuju ke arahnya, "Erika," panggil Nick setelah jarak Erika dengannya kurang dari lima meter.

"Ada apa?" tanya Erika menghentikan langkah.

"Anne dimana?"

Erika mengerutkan dahi, "Kamu tidak tahu Anne pulang ke rumahnya?"

Nick menggeleng, "Tidak."

"Bukankah kemarin sore dia pergi ke apartemenmu? Apa yang terjadi di sana hingga Anne pulang tiba-tiba?"

"Ah, Erika belum tahu." batin Nick.

"Nick, kenapa diam saja? Kamu tidak bertemu dengan Anne kemarin?" tanya Erika sekali lagi karena Nick hanya mematung di depannya.

"Aku bertemu dengannya."

"Lalu?"

Nick bimbang untuk mengatakannya.

"Baiklah, jika kamu tidak ingin menceritakannya padaku. Telepon Anne, tanyakan kabarnya," kata Erika lagi.

Nick mengangguk, lalu Erika pergi dari hadapannya setelah berpamitan.

Pikirannya semakin kacau, "Apa yang terjadi dengan Anne? Apakah dia sakit karena perbuatanku kemarin? Astaga bodoh sekali aku sebagai pria." Nick mengacak rambutnya frustasi.

Ia mengambil ponsel dari saku celana dan pergi menjauh dari keramaian. Diteleponnya Anne, terdengar nada sambung tapi tak ada jawaban. Diulanginya lagi hingga lima kali, Anne tetap tak menjawab telepon Nick.

Nick mengembuskan nafas kasar, "Ya, mungkin kita perlu waktu. Maafkan aku, An," katanya lirih.

****

Tiga minggu Anne tidak terlihat di kampus, beberapa teman menanyakan keberadaannya pada Erika---teman sekamarnya. 

Erika sendiri hanya sebatas tahu bahwa Anne sedang dalam masa terapi karena gangguan paniknya. 

Pagi ini, Erika yang sedang menyisir rambut dan bersiap untuk ke kampus, dikejutkan oleh Anne yang berdiri di depan pintu.

"Anne!" pekik Erika senang dan memeluk temannya.

"Erika, aku merindukanmu," kata Anne membalas pelukan Erika.

"Kamu kembali?" tanya Erika dengan nada bahagia.

Anne hanya tersenyum, lalu masuk ke dalam kamar dan mendudukkan dirinya di tepi ranjang. Ia merindukan suasana kamar indekosnya.

Erika menarik kursi belajar untuk duduk berhadapan dengan Anne.

"Ada sesuatu yang terjadi, An?" tanya Erika hati-hati.

Anne mengangguk, matanya berkaca-kaca menahan tangis. Gadis itu akhirnya menceritakan semuanya mulai dari peristiwa di apartemen Nick hingga keputusannya untuk cuti kuliah yang disetujui Papanya.

Erika memegang tangan Anne, "Jangan menangis, An. Ini bukanlah akhir dari segalanya," kata Erika sambil tersenyum.

"Benar, berulang kali aku meyakinkan diriku bahwa aku hanya akan beristirahat selama enam bulan ke depan, tidak-bahkan hanya tersisa empat bulan karena minggu ini sudah memasuki minggu kedelapan perkuliahan. Namun, mengapa rasanya ini akhir dari kehidupanku, Rik?"

"Kehidupanmu masih panjang, An. Tidak masalah kamu hanya akan terlambat kuliah setengah tahun, ketika kamu kembali aku pastikan tidak ada yang berubah."

FRIENDSHIP or RELATIONSHIP [TAMAT ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang