Sembilan

66 33 6
                                    

Jika yang terluka adalah yang tampak

Maka obat hanya yang dapat ditelan

Namun jika yang terluka adalah yang tak nampak

Maka obat hanya sebuah senyuman

****

Anne berdiri di depan sebuah pusat perbelanjaan alat elektronik dan listrik, Ia menunggu seseorang yang membuat janji dengannya tadi malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anne berdiri di depan sebuah pusat perbelanjaan alat elektronik dan listrik, Ia menunggu seseorang yang membuat janji dengannya tadi malam. Ia celingukan sejak tadi untuk menemukan orang tersebut. 

Tak lama kemudian sebuah mobil sedan silver berhenti tepat di depan tempat Ia berdiri. Anne tersenyum menyambut pemiliknya.

"Ne, sudah lama kamu menungguku di sini?" Dave baru saja membuka pintu mobil dan bergegas menghampiri Anne dengan wajah merasa bersalah.

"Tidak Dave, aku yang datang terlalu awal," kata Anne yang masih tersenyum. 

"Aku mengantar temanku terlebih dahulu tadi pagi. Maaf," ucap Dave sambil menggaruk tengkuk. 

"Bukan masalah besar. Ayo kita masuk," ajak Anne setelah meyakinkan pria itu bahwa Ia tak mempermasalahkan Dave yang datang terlambat.

Anne dan Dave berjalan mengelilingi toko untuk membeli kebutuhan dalam pembuatan alat pemanas otomatis. Karena Dave sudah terlampu sering membeli alat-alat seperti itu, maka mereka tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikannya.

Setelah seluruh peralatan dirasa sudah lengkap mereka keluar dari toko. "Sekarang kita kemana, Dave?" tanya Anne melewati pintu keluar toko.

"Hari ini aku bisa mengerjakannya, Ne. Kamu mau ikut ke laboratorium di departemenku?" tawar Dave.

Anne mengerutkan dahi. Seharusnya Ia segera mengiyakan karena ini project miliknya dan Ia harus menguasai prinsip alat tersebut agar dapat menjelaskannya pada Cila dan Betty. Namun, Departemen Electrical terkenal sebagai 'sarang penyamun' karena mayoritas 90% mahasiswanya adalah pria.

Anne menunduk, mempertimbangkan. "Tapi jika tidak dikerjakan di laboratorium electrical juga tak bisa, alat-alat penunjang paling lengkap di sana,"  batin Anne. Jemarinya memainkan tali totebag yang menggantung di bahu.

Dave tersenyum, Ia tahu bahwa Anne sedang berpikir untuk ikut dengannya. "Kalau kamu tak bisa tak apa, Ne," ujarnya.

"Tidak, tidak. Aku ikut denganmu Dave. Aku harus mengerti bagaimana cara pembuatan alatnya," pungkas Anne. "Tak apa An, ini kan hari Minggu pasti  di sana sepi." Anne meyakinkan dirinya sekali lagi di dalam hati.

****

Perkiraan Anne ternyata salah besar. Gedung Departemen Electrical Engineering yang menjulang empat lantai dengan dominasi cat putih dan biru tua itu terlihat ramai. Dave memarkir mobilnya, lalu mengajak Anne turun karena gadis itu sejak tadi gusar dan tampak ragu.

FRIENDSHIP or RELATIONSHIP [TAMAT ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang