FRIENDSHIP or RELATIONSHIP [TAMAT ✅]

Lima

Akankah engkau melaju

Tanpa mereka di sisimu

Akankah engkau berlari

Tanpa mereka yang menyemangati

Janganlah hidup berdiam seorang diri

Karena terlalu indah untuk dilewati sendiri

****

"Papa, please ...." mohon Anne dengan memandang Papanya yang berwajah serius, berharap beliau menyetujui keputusannya.

"Tidak bisa. Kau kira Papa main-main menyekolahkanmu di sana, hah?" kata Pak Fredy-Papa Anne-sambil melotot marah.

"Tapi itu bukan tempat yang Anne inginkan, Pa. Terjun kesana bukanlah impianku." Anne meremas ujung bajunya berusaha untuk tidak menangis.

"Bah, tahu apa kamu tentang impian? Omong kosong. Kamu pasti bisa mencintai duniamu jika sudah mencurahkan seluruhnya, An. Kalau kamu mengikuti apa yang kamu inginkan, kamu tidak dapat menggenggam dunia. Lihatlah kakak-kakakmu apa yang mereka dapatkan setelah mengikuti apa yang mereka inginkan? Tidak ada! Samasekali tidak ada!"

Anne tak sanggup berkata lagi, hatinya meradang, kesal. Pertahanan air matanya jebol, Ia menangis.

****

Ini adalah hari kelima Nick tidak melihat Anne di kampus. Mencoba bertanya pada Erika hasilnya nihil tidak ada jawaban yang pasti mengapa Anne meninggalkan perkuliahan selama ini. Anne juga tak dapat dihubungi. Namun, Nick tak mungkin mencarinya ke berbagai tempat. Ia hanya bisa menunggu temannya untuk cerita.

Sebenarnya Nick tidak begitu peduli terhadap teman-temannya yang sering absen kuliah, tapi kali ini berbeda cerita karena Anne yang menghilang.

Di sebuah kafe bernuansa vintage dengan lagu jazz mengalun pelan, membuat Anne terpekur dalam pikirannya. Ia menyesap secangkir hot americano di depannya. Pahit. Ini hari kelima Ia duduk seorang diri di kafe yang belum pernah Ia kunjungi sebelumnya.

Anne butuh memikirkan masa depan dengan matang. Scientist bukanlah dunianya. Papa yang memilihkan dunia itu untuknya. Bukan tanpa alasan, karena kedua kakak laki-lakinya tidak ada yang bersedia mengikuti kemauan Papanya untuk menjadi apa yang diinginkan oleh beliau. Dan terlebih Novan dan Ezra memilih menjadi seorang freelance interior designer dan freelance photographer yang belum bisa dikatakan profesional bahkan Ezra sendiri belum ada tanda-tanda menyelesaikan kuliahnya walaupun sekarang Ia telah menginjak semester delapan.

Sebuah tepukan di pundak menyadarkan Anne dari lamunannya yang kesekian kali.  "Anne," sapa pria di sampingnya. Anne terkejut, "Oh, oh. Hai. Eh kamu Jay kan?" Anne mengerutkan dahi, mencoba mengingat.

"Hahaha benar. Apa yang kau lakukan di sini sendiri?" Jay, pria yang Ia kenal saat acara kepanitiaan kampus. Namun Jay tidak sendiri, Ia bersama teman prianya.