Lima hari penuh beban dengan ujian akhir semester serta ujian praktikum telah usai. Sore ini ujian praktikum menjadi penutup satu minggu yang melelahkan untuk mahasiswa Departemen Chemistry.
Anne yang telah selesai, meninggalkan laboratorium dengan jas lab yang masih dipakainya. Ia menuju coffeeshop untuk membeli ice coffee favoritnya sambil menunggu Nick yang masih berada di laboratorium.
Anne sedang duduk sendiri sambil melipat jas lab, Wildan menghampirinya dan duduk di depan kursinya. Anne hanya memandang Wildan sekilas lalu melanjutkan aktivitasnya.
"An,"panggil Wildan yang sejak tadi memperhatikan Anne.
"Apa?"
"Kamu kok tertular Nick menjadi tak acuh."
Anne terkekeh, dia tidak pernah bisa untuk tidak tertawa jika sedang di dekat Wildan. "Ada apa, Wildan?" jawab Anne mengulangi kalimatnya.
"Kopimu itu sudah kamu minum?" Wildan menunjuk sebuah cup berisi ice coffee yang berada di atas meja.
"Belum," jawab Anne lagi, yang masih sibuk menata barangnya di dalam tas.
Tiba-tiba Wildan mengambil lalu meminumnya dengan tak berdosa. "Wildan!" bentak Anne sambil melebarkan matanya karena kesal.
"Kamu beli lagi ya. Aku sedang malas berdiri, lihat antriannya panjang," ujar Wildan sambil menunjuk barisan antrian di depan kasir.
"Argh! Bagaimana bisa Betty menyukaimu!" dengus Anne sebal.
"Hei. Jangan bawa-bawa Betty ke pembicaraan ini, An."
"Teserah aku, mulut-mulutku."
Wildan membuka dompetnya dan mengeluarkan sebuah kartu. "Ini, kamu membeli kopi lagi ya, bayar pakai ini."
Anne masih diam, tidak mengambil kartu yang disodorkan Wildan.
Wildan menghela nafasnya, "Ini. Terserah kamu mau beli apa saja," kata Wildan lagi.
Anne mulai tertarik dengan tawaran Wildan. Dia hanya melirik temannya yang sedang menyedot ice coffee yang beberapa menit lalu adalah miliknya. Lalu mengalihkan pandangan melihat antrian yang panjangnya tinggal setengah dari antrian sebelumnya.
"Ya sudah kalau tak ma ...."
"Sini, aku mau beli lagi. Terserah aku ya mau membeli apa," ucap Anne lalu mengambil kartu dari tangan Wildan.
Anne berdiri dan masuk ke dalam antrian kembali. Beberapa menit kemudian tangan kirinya menenteng 2 cup ice coffee yang ditempatkan di coffee tray dan tangan kanannya menenteng paperbag.
Wildan melihat Anne yang mendekat hanya menggeleng-gelengkan kepala. "Habis sudah uangku," gumamnya.
"Mentang-mentang aku yang bayar, rakusnya bukan main," kata Wildan. Anne tak memedulikannya dan mengembalikan kartu tadi kepada Wildan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDSHIP or RELATIONSHIP [TAMAT ✅]
RomanceNick. Mahasiswa Departemen Chemistry yang introvert, tidak banyak bicara, dingin kepada siapa saja kecuali satu teman wanitanya. Ia tidak pernah menceritakan tentang dirinya kepada siapapun, termasuk pada Sang kekasih. Semua ditutupi karena tidak in...