|Bagian 8| Kebencian Arkan

719 86 2
                                    

Welkambek 💙

Kalau mau rajin update, harus rajin vote 💜

Maaf kalau ada kesalahan kalimat, typo, dan lain-lain. Bab ini langsung ketik terus publish. Nanti aku revisi kalau udah bagus moodnya hahahaha.

Oke. langsung aja

 langsung aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aluna keluar dari toilet setelah membersihkan seragamnya. Sungguh sial Aluna tidak membawa seragam cadangan sekarang, para siswa pasti akan semakin mengejeknya karena bau sampah itu masih melekat di seragamnya.

Saat akan melewati ruang OSIS, Aluna tidak sengaja melirik Aswin. Pria itu terlihat duduk di kursi, sambil memegangi kedua kepalanya.

Khawatir, Aluna bergegas masuk ke dalam ruangan.

"Kamu sakit?"

Aswin mendongkak, tatapannya sayu. Sepertinya Aswin kurang tidur, entahlah. Aluna hanya menebaknya.

Aswin menggeser kursi di sampingnya, menepuk kursi itu mengisyaratkan Aluna untuk duduk disana.

Aluna menggaruk pangkal hidungnya yang tidak gatal, lalu duduk di sebelah Aluna. Tubuhnya menegang, Aswin secara tiba-tiba menyandarkan kepalanya di bahunya.

"Diam."

Satu kalimat itu lagi-lagi membuat Aluna membeku di tempat. Untuk pertama kalinya seseorang bersandar di bahunya setelah Stella.

"Kamu masih marah?" Tanya Aluna setelah beberapa detik berlalu.

Aswin tidak menjawab.

"Seragamku kotor. Bau sampah."

Aswin spontan mengangkat kepalanya."Kenapa lo nggak bilang?!"

"Kamu nggak nanya. Lagian, apa nggak kecium baunya?" Aluna terkekeh geli melihat ekspresi Aswin.

"Gue flu." Aswin mengambil selembar tisu basah di dalam tasnya, membersihkan wajahnya.

Aluna merasa aneh. Untuk pertama kalinya Aluna dekat dengan seorang pria. Arkan, dan Aswin. Aluna merasa terhibur bersama Arkan. Sedangkan Aswin, meskipun sikapnya dingin. Aluna terkadang merasa Aswin peduli padanya.

"Kamu marah?"

Aswin menggeleng.

"Terus kenapa nggak bicara sama aku?"

Aswin menatapnya."Gue harus bicara sama lo terus-menerus?"

Terkutuklah bibirnya Aluna!

Tolong tenggelamkan Aluna sekarang. Dia benar-benar malu.

Aluna menggigit bibir bawahnya."Mmmmm. Aku ke kelas duluan."

Aswin menggeleng, tepat setelah Aluna pergi dari ruangan OSIS. Aswin menidurkan kepalanya di atas meja. Rasa kantuknya mulai tidak terkontrol, karena dirinya bergadang semalaman untuk belajar.

Choose Your Choice | End ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang