|Bagian 45| Kemarahan Alaska

430 43 1
                                    

Yuhuuu update lagiii 💜

Vote dulu yukk. Apresiasi dong penulisnya.

Btw kalau kalian ngevote pas offline, votenya ga masuk. Aku bilang kayak gini, karena temanku ga tau. Yaa siapa tau aja kalian juga tau, makanya yang vote dikit😌

 Yaa siapa tau aja kalian juga tau, makanya yang vote dikit😌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Semua orang tau, bagaimana pentingnya Allura di dalam hidup Alaska. Bagaimana cara Alaska melindungi dan menjaga Allura selama ini. Meskipun hanya luka kecil, itu bisa membuat Alaska marah.

Alaska adalah sosok pelindung di kehidupan Allura. Jika Alaska tidak ada di hidupnya, mungkin Allura saat ini sudah menyusul Bundanya.

Mobil milik Aswin melaju dengan kecepatan tinggi, pengemudinya adalah Alaska. Dengan tatapan menyalang, menyiratkan kemarahan yang sudah berada di puncak.

Setelah mendengar ucapan Aswin, Alaska langsung melajukan mobilnya. Aswin, pria itu duduk di sebelah Alaska. Sungguh, Aswin tidak bisa membayangkan bagaimana nasib Andi jika Alaska menangkapnya.

Alaska menyalakan klakson berkali-kali."JALAN CEPETAN BANGSAT! ASU! SIALAN!"

"Tenang, Ska."

Alaska tidak mempedulikan kata-kata Aswin, tangannya terus menerus menekan klakson. Tindakannya itu baru berhenti setelah dua mobil di depannya memilih untuk mengalah, dan menepikan mobilnya. Alaska kembali melajukan mobilnya. Dia sangat marah.

"Kalau sampai Allura terluka. Gue bakal bunuh orang itu,"tegas Alaska pada dirinya sendiri.

Sementara di tempat lain. Allura mengerjap-ngerjapkan matanya saat merasakan cipratan air mengenai wajahnya. Allura langsung terbangun dari tempat tidurnya, matanya memanas.

Allura menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Kemana pakaiannya?

Apakah Andi melakukan itu?

Allura mengambil tanktopnya, segera memakainya.

"Lo udah bangun?"Andi keluar dari kamar mandi, dengan kaos oblong dan celana pendek.

"LO APAIN GUE BANGSAT!"pekik Allura emosi.

Andi terkekeh."Lo enak juga ternyata,"ucapnya semakin membuat tangisan Allura tidak tertahan lagi.

Apakah kehormatannya sudah tidak ada lagi? Allura tidak bisa mengingat apa yang terjadi.

Andi duduk di sebelah Allura, menyeka air mata Allura."Lo selalu bilang Kakak lo pasti datang saat lo kesusahan 'kan?" Andi tertawa pelan."Mana Kakak lo? Dia nggak bisa berbuat apa-apa. Dia gagal jadi pelin-

Plak!

Andi memengangi pipinya yang baru saja terkena tamparan keras dari Allura."Jangan pernah lo ngehina Kakak gue dengan mulut kotor lo!"

Choose Your Choice | End ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang