|Bagian 33| I Think, I Like You

538 46 4
                                    


Selamat membaca 🤗

Jangan lupa vote ;:)

Jangan lupa vote ;:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Aluna duduk di ruang tamu, Arkan sedang mandi. Sudah 10 menit berlalu, tidak ada tanda-tanda penampakan dari Arkan.

Pintu utama terbuka, Amara tersenyum ke arahnya. Aluna jadi semakin gugup, di tambah lagi tidak ada Arkan. Huftt.

"Arkan dimana, Aluna?"tanya Amara duduk di samping Aluna.

"Lagi mandi, Bunda."

"Tawaran Arkan gimana? Mau tinggal disini aja?"tanya Amara lagi.

Ah, Aluna harus menjawab apa sekarang. Aluna sama sekali tidak keberatan tinggal sendiri di rumahnya, Aluna tidak setakut itu. Di sisi lain, Aluna juga tidak tega menolak keinginan Amara. Aluna berharap, Arkan segera datang dan menyelamatkannya.

"Aku ga pa-pa tinggal sendiri, Bunda. Jangan khawatir,"jawab Aluna kikuk."Aku ga mau ngerepotin Kak Arkan lagi,"sambungnya, agar Amara tidak salah paham.

Amara mengangguk."Jangan merasa ngerepotin, Arkan sudah seperti Kakakmu sendiri kan?"

"Iya, Bunda. Tapi tetap saja, Aluna ga bisa tinggal disini."

"Baiklah, itu keputusan kamu. Ngomong-ngomong, bagaimana perkembangan belajar Arkan? Bunda sedikit khawatir, ujian sebentar lagi."

Aluna terkekeh."Tenang aja, Bunda. Kak Arkan udah banyak kemajuan kok. Aluna yakin, nilai ujiannya Kak Arkan pasti bagus,"jawab Aluna penuh keyakinan.

Ya, awalnya Arkan memang sulit untuk di ajari. Arkan selalu membuat lelucon saat belajar, untungnya Aluna bisa sedikit tegas, dan Arkan juga mau belajar.

"Ngomongin Arkan, ya?"cetus Arkan duduk di sebelah Aluna. Kapan Arkan muncul? Aluna tidak menyadarinya.

"Iya. Kamu harus dapat nilai yang bagus, biar waktu Aluna ga terbuang sia-sia,"papar Amara dengan wajah serius.

Arkan berdecak."Iya, Bunda cantik. Arkan ga bodoh-bodoh banget kali."

"Kak," panggil Aluna setelah Amara meninggalkan mereka.

"Kenapa?"

"Aku mau nunjukin sesuatu." Aluna mengeluarkan sesuatu dari tasnya, sebuah benda pipih yang telah lama dia simpan.

Ponselnya Stella.

Arkan langsung merebut ponsel tersebut dari tangan Aluna."Ini ponselnya Stella 'kan? Kenapa ada sama lo?"tanya Arkan.

"Aku nemu di ruang OSIS. Kakak tau password whattsapp-nya Stella?"

Arkan mengangguk, pria itu langsung membuka ponsel Stella. Sama seperti Aluna, Arkan juga terkejut karena Stella menjadikan foto Aswin sebagai wallpaper layar kunci dan beranda. Arkan membuka aplikasi whatsapp milik Stella.

Choose Your Choice | End ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang