|Bagian 59| Pelukan

388 35 4
                                    

Selamat membaca cerita ini 🤍

Jangan lupa vote ya gais ya. Biar aku semangat wkwk.

Maaf untuk typo dan lainnya ♥️






Aluna berlari menyusuri lorong rumah sakit. Kondisi Arkan tiba-tiba memburuk, Aluna benar-benar ketakutan saat ini. Tangannya gemetar, pipinya basah akibat menangis. Aluna takut jika Arkan akan pergi meninggalkannya. Sungguh, Aluna belum siap untuk kehilangan Arkan. Aluna masih butuh sosok Arkan dalam hidupnya. Saat Aluna sampai di depan ruang ICU, gadis itu langsung berhambur ke pelukan Amara.

"Kak Arkan baik-baik aja kan, Bunda?" Tanya Aluna terisak.

Amara mengangguk, mengelus punggung Aluna."Arkan baik-baik aja. Bunda percaya Arkan bisa ngelewatin ini semua."

Aluna mengangkat kepalanya."Aku takut Bunda."

Amara tersenyum, mencium kening Aluna cukup lama."Kamu tau kan kalau Arkan itu kuat?"

Aluna mengangguk."Aku boleh masuk ke dalam?"Tanya Aluna melepaskan pelukannya.

Amara mengangguk.

Aluna masuk ke ruangan tempat dimana Arkan di rawat. Aluna menutup bibirnya, agar suara tangisannya tidak keluar. Hatinya sesak melihat tubuh Arkan yang terbaring lemah di brankar.

Dokter Agatha menatapnya, lalu menghampiri Aluna.

"Kak Arkan akan baik-baik saja 'kan, Dokter?"Tanya Aluna dengan matanya yang memerah.

Agatha hanya tersenyum."Hanya waktu yang bisa menjawabnya, Aluna. Saya sedang berusaha untuk menyelamatkannya."

Agatha menepuk pundak Aluna."Jangan menangis di depannya. Dia tidak akan suka."

Aluna mengangguk. Setelah Agatha keluar dari ruangan, Aluna berjalan mendekati Arkan. Menarik kursi di sebelah brankar Arkan, kemudian duduk disana.

Aluna meraih tangan Arkan yang di lilit infus."Aku percaya Kak Arkan bisa melewati ini. Kak Arkan kuat. Jangan menyerah, ya?" Aluna mencium punggung tangan Arkan."Aku menunggu Kak Arkan disini. Jangan tinggalin aku, ya?"

Aluna menatap Arkan dengan senyuman tipis di wajahnya. Wajah manis Arkan tampak pucat seolah-olah menunjukkan jika Arkan sedang bertarung dengan kematian.

Aluna ingin egois sekalu saja, dia tidak ingin Tuhan mengambil Arkan. Aluna ingin Arkan bisa hidup lebih lama lagi.

Masih ada cita-cita yang harus Arkan gapai.

Aluna ingin Arkan bisa bahagia lebih lama lagi. Arkan berhak mendapatkannya.

"Kak Arkan pasti bisa. Aku percaya sama Kakak."

Aluna mengambil sebuah novel yang ada di atas nakas. Membacakannya untuk Arkan. Selain itu, Aluna juga membicarakan tentang masalah Alaska dan Allura. Meksipun Arkan sedang tidak sadar, Aluna yakin jika Arkan bisa mendengarnya.

Choose Your Choice | End ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang