Selamat membaca kisah ini dengan tenang, dan nyaman.Jangan lupa vote kalau mau cepet update 💜
Maaf untuk typo, dan kesalahan lainnya.
"Zura." Aji menggandeng tangan Azura, tidak ada penolakan dari sang empu. Azura malah tersenyum dan menggenggam erat tangan Aji.
"Nanti pulang sekolah, bareng gue lagi nggak?" Tanya Aji.
Sepertinya Aji ketagihan pulang bersama Azura. Kemarin, entah kerasukan apa Azura tiba-tiba mengajaknya pulang bersama. Percayalah, Aji sampai tidak ingin mencuci motornya karena Azura.
Lebay memang, tapi beginilah jika sudah jatuh cinta.
"Boleh juga. Eh, Ji. Gue mau tanya sesuatu." Azura berhenti berjalan.
"Apa?"
"Alaska, beneran suka sama Aluna?"
Alaska. Tidak bisakah Azura membicarakan hal lain selain Alaska saat bersamanya? Aji menghela nafas. Sabar, cinta dalam diam selalu bernasib seperti ini. Memang ini resikonya, jadi. Hadapi saja, sampai hati mengatakan untuk berhenti.
"Menurut lo?" Aji balik bertanya.
"Nggak mungkin. Tipe Alaska bukan Aluna, itu nggak mungkin kan? Alaska pasti lebih milih gue kan harusnya?"
Aji menatap Azura dalam."Kenapa lo bisa mikir gitu?"
Azura tertawa kecil."Gue kan lebih. Lo tau kan apa maksud gue."
Aji menggeleng."Gue nggak yakin Alaska serius sama Aluna. Tapi, menurut gue. Fisik nggak selalu jadi tolak ukur buat hubungan." Aji memegang kedua pundak Azura."Kalau Alaska suka sama lo karena lo cantik, dia pasti bakal ninggalin lo saat lo ga cantik lagi."
Azura tersenyum, mencubit kedua pipi Aji gemas."Lo emang paling best kalau soal ngasi nasehat. Kuy lah, ke kelas." Azura menggandeng lengan Aji, keduanya bergandengan menuju kelas.
Aji tidak yakin, Azura akan merasakan perasaan yang sama dengannya. Jantungnya berdetak sangat kencang, Aji takut. Jantungnya akan berpindah tempat jika terus seperti ini.
Aji melepaskan rangkulan Azura."Ra, gue ada urusan. Lo duluan aja, bye." Aji segera berlari meninggalkan Azura. Ini demi kebaikan jantungnya.
Aji tidak mau mati muda karena serangan jantung mendadak.
Azura berdecak."Heran, selalu lari kalau sama gue."
Kelas Aluna.
Aluna menempelkan kepalanya di lipatan tangannya, hari ini kelasnya kosong karena guru yang mengajar sedang sakit. Aluna merasa kepalanya sakit, ini pasti karena dia kehujanan kemarin malam dengan Alaska.
Akh, Aluna selalu sial jika bersama Alaska.
Aswin melirik Aluna."Lo sakit?"
Aluna menggeleng."Enggak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose Your Choice | End ✔️
Teen FictionFollow sebelum membaca ^_^ Ini kisah tentang Aluna yang terjebak di antara tiga most wanted sekolah yang saling bermusuhan, karena suatu tragedi. Alaska, pria kasar, egois, dan penuh misteri. Arkan, pria dengan selera humornya yang selalu membuat Al...