|Bagian 50| Alaska Brengsek

438 37 29
                                    

Entah kenapa moodku bagus hari ini. Jadi bisa update dehh hehehehe

Selamat membaca 🌻

Jangan lupa vote yayyy

Maaf untuk typo dan lain sebagainya. Bab ini langsung ku update setelah ngetik. Malas revisi xixixixi

 Malas revisi xixixixi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Hujan di malam hari. Ck, Allura sangat membenci situasi itu. Allura merasa takut, suara hujan sangat menakutkan bagi Allura. Entah kenapa, tapi Allura sangat membenci hujan. Allura menarik selimutnya hingga sampai ke dadanya. Saat akan mematikan lampu, Allura kembali berdecak. Jendelanya terbuka.

Dengan sangat terpaksa, Allura turun dari tempat tidur. Saat kedua tangannya mencoba menutup jendela, pandangan Allura menatap ke bawah. Sekedar informasi kamarnya berada di lantai dua.

Tiba-tiba rasa sakit menyerang kepalanya, kaki Allura sampai lemas, hingga gadis itu langsung terduduk di lantai, sambil memegang kepalanya.

Sekelebat bayangan terputar di kepalanya. Bayangan dimana, dirinya dan Stella ada di sebuah atap bangunan yang rasanya tidak asing bagi Allura. Allura memejamkan matanya. Ingatan apa ini.

"Hidup lo enak ya?"

Allura menoleh kesana kemari. Suara siapa itu?

Brak!

Pintu balkon kamarnya terbuka cukup keras.

"Setelah ngerenggut hidup gue. Lo hidup bahagia, apa itu adil?"

Allura meneguk ludahnya dengan susah payah, tangannya gemetar. Matanya terkunci pada sosok Stella yang berdiri di balkon kamarnya.

"Lo. Lo udah mati. Gue pasti berhalusinasi." Allura memukul kepalanya beberapa kali.

Sosok Stella tampak tersenyum padanya. Berjalan mendekatinya."Coba ingat lagi, Allura. Apa yang terjadi malam itu?" ucap Stella dengan senyuman menyeramkan.

Allura berdiri."Pergi! Jangan ganggu gue! Gue nggak ada masalah sama lo."

Allura hendak pergi. Namun kakinya tidak bisa bergerak. Tubuh Allura kaku. Bahkan saat Stella mendekatinya, Allura hanya bisa menangis. Dia takut.

"Malam itu. Malam dimana lo ngebunuh gue," bisik Stella tepat di telinga Allura.

Allura menggeleng."Enggak. Gue nggak bunuh lo. Alaska, dia yang ngedorong lo. Gue nggak bunuh lo!"

Stella kembali tersenyum."Coba ingat-ingat lagi, Allura. Malam itu lo ngedorong gue, karena lo takut gue ngerebut Aswin dari lo."

Allura menggeleng."Enggak. Gue nggak pernah dorong lo."

Allura meringis, Stella menarik sejumput rambutnya. Memaksanya untuk mendongak menatapnya."LO BUNUH GUE! LO PEMBUNUHNYA! BUKAN ALASKA, ELO PEMBUNUHNYA!"

Choose Your Choice | End ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang