Haii, apa kabar epribadihh? Sehat kan? Harus sehat dong.
Jangan lupa vote, karena vote bisa membuat penulis senang ibarat kalian yang nunggu notifikasi dari doi, saya juga nunggu vote dan komen kalian 😙 So, jangan siders ya. Ga enak.
Ayo, langsung aja baca. kuy, let's go!!
Setelah mengetahui kenyataan bahwa Stella dan Arkan adalah saudara, hubungan antara Aluna dan Arkan sudah mulai mendekati kata dekat.
Banyak yang mengatakan kalau laki-laki dan perempuan tidak bisa bersahabat, tapi Aluna yakin baik dirinya, dan Arkan tidak memiliki perasaan satu sama lain. Aluna tidak ingin terjebak dalam lingkaran setan yang orang sebut dengan Friendzone. Aluna berusaha sekeras mungkin untik menjaga hatinya. Karena kalau sakit hati, bahkan dokter pun tidak tau bagaimana cara mengobatinya.
Jadi, harus hati-hati sama hati, jangan sampai jatuh hati sama hati yang lain, kalau enggak mau sakit hati.
Btw tentang Arkan, pria itu susah di tebak, bahkan setelah satu bulan bersekolah dan bersama Arkan. Aluna masih saja di buat terkejut dengan tindakan, atau sikap Arkan yang tidak Aluna duga.
Seperti sekarang, Arkan sedang duduk di atas pohon sambil merokok. Aluna tidak punya keberanian untuk melarang Arkan untuk merokok.
Lagipula, Aluna bukan pacarnya kan?
Tapi setiap manusia berhak mengingatkan satu sama lain, Aluna beberapa Kali mengingatkan Arkan tentang bahaya rokok, tapi Arkan menanggapinya dengan candaan.
"Kak, ngapain manggil aku kesini? Aku masih ada urusan sama Aswin."
Arkan menunduk."Hari ini gue bakal nunjukin sesuatu, Al." Arkan meloncat, dan mendarat dengan sempurna.
"Apa?"
Arkan mengulas senyumannya, membuang puntung rokok, lalu mengeluarkan satu bungkus rokok dari sakunya.
"Itu rokok terakhir gue, Al." Arkan memberikan bungkus rokok itu pada Aluna."Yakali cowok se-ganteng gue, jantungnya enggak sehat," Sambungannya dengan cengiran khas-nya.
Sudah Aluna katakan bukan?
Kalau Arkan suka mengejutkannya dengan tindakannya yang tiba-tiba. Baru kemarin Arkan mengatakan kalau rokok adalah pasangan hidupnya, dan Arkan tidak bisa jauh dari rokok walau hanya sedetik. Ah, lebay.
Aluna tersenyum, lalu membuang rokok tersebut di tempat sampah. Kemudian mengancungkan jari kelingkingnya."Janji?"
"Kayak bocil aja," Ejek Arkan, namun tetap mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Aluna.
Aluna tersenyum, lalu mencubit pipi Arkan gemas."Kakak mirip seperti Stella."
Arkan terdiam, tidak bukan karena baper atau apa. Tapi Arkan merasa aneh pada jantungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose Your Choice | End ✔️
Roman pour AdolescentsFollow sebelum membaca ^_^ Ini kisah tentang Aluna yang terjebak di antara tiga most wanted sekolah yang saling bermusuhan, karena suatu tragedi. Alaska, pria kasar, egois, dan penuh misteri. Arkan, pria dengan selera humornya yang selalu membuat Al...