|Bagian 41| Penyakit Arkan

435 42 2
                                    

Yeyyy udah 10k pembaca 😭💜

Makasih yaa buat kalian yang nyempetin buat baca cerita aku, sayang kalian banyak-banyak 🌻

Buat kalian yang selalu ngasi vote, luv you segalaksi 💜 notifikasi kalian selalu jadi mood booster buat akuuu

Buat kalian yang selalu ngasi vote, luv you segalaksi 💜 notifikasi kalian selalu jadi mood booster buat akuuu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Suara lantunan piano terdengar, Aaron, pria itu duduk di sebelah gadis yang sedang memainkan piano. Allura belajar dengan cepat, sepertinya gadis itu memang menyukai piano.

"Gila. Kayaknya bakat lo memang di musik deh,"puji Aaron setelah gadis itu selesai memainkan pianonya.

Allura tersenyum. Ini pertama kalinya dia melihat Allura tersenyum seperti itu. Cantik, kalimat itulah yang paling cocok untuk mendeskripsikan Allura saat tersenyum.

"Ini semua karena lo."

Aaron mengangguk."Gue mau beli minuman dulu. Lo mau apa? Biar gue traktir."

"Apa aja yang penting dingin."

Aaron mengancungkan jempolnya. Pria itu segera keluar dari ruangan musik.

Allura menghela napasnya."Gue nggak akan pulang,"lirih Allura sedih.

Kalian tau kenapa? Itu karena nilai ulangannya hancur. Anton pasti akan memarahinya habis-habisan, sedangkan Alaska sekarang tidak ada di rumah. Bahkan hubungan mereka sedang buruk, jika Allura pulang. Siapa yang akan melindunginya?

Allura dengar, nilai ulangan Aluna tertinggi setelah Aswin. Allura tidak menyangka bahwa nilai ulangannya akan sehancur itu. Hasil ulangan Allura di bagikan sedikit terlambat dari siswa lainnya, karena apa? Karena Allura ketahuan mencuri soal ulangan.

Ya, Allura melakukan itu. Karena itu, para guru memberikannya nilai di bawah rata-rata. Allura harus melakukan remedial di semua mata pelajaran.

"Ron, hari ini gue mampi-

Plak!

Allura menyentuh pipinya yang baru saja mendapatkan tamparan keras di pipinya. Perih, itulah yang dia rasakan saat ini. Allura mendongak, pria yang baru masuk ke ruangan musik adalah Papanya. Bukan Aaron.

"Papa."

"Jadi, ini yang kamu lakukan sehingga nilaimu hancur?!"bentak Anton dengan tatapan menyalang.

Allura mengepalkan tangannya."Aku sudah berusaha, Pa."

"Berusaha?! Kamu tidak pernah berusaha, Allura! Kamu sudah mempermalukan Papa!"

Allura menatap Anton dengan mata yang berkaca-kaca."Tanpa berusaha? Aku sudah berusaha keras, Pa. Aku menangis dan mengalami banyak tekanan, kenapa Papa tidak menganggap semua usaha Ara? Kenapa Papa selalu memandang rendah semua usaha Ara?"

"Usaha dengan mencuri soal-soal ulangan dan mempermalukan Papa di depan para guru?!"

"Aku cuma pengen buat Papa bahagia."

Choose Your Choice | End ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang