Haii aku datang dengan membawa kesedihan
Selamat membaca dengan tenang, dan damai.
Bakal ada rahasia yang terungkap di bab ini xixiixixi.
Jangan lupa vote okayy?
Saat Alaska bangun, dia tidak menemukan Aluna di Villa. Alaska hanya menemukan secarik kertas yang di tinggalkan Aluna untuknya.
Buburnya udah aku panasin, selesai makan langsung minum obat yang ada di atas meja. Get well soon.
Alaska tersenyum, memasukkan surat Aluna ke dalam saku jaketnya. Kemudian berjalan menuju dapur.
Alaska memakan bubur ayam buatan Aluna, terkekeh pelan."Lumayan." Alaska menggeleng."Nyakitin lidah."
Alaska pikir, Aluna pandai memasak karena mie instan yang sebelumnya dia buat enak. Alaska lupa, kalau orang yang tidak pandai memasak pun mendadak pandai jika memasak mie instan.
Meskipun rasa bubur buatan Aluna aneh, Alaska tetap membawanya menuju ruang tamu.
Karena lapar. Ingat, ya. Karena lapar.
Alaska memakan bubur sambil memainkan ponselnya yang sudah retak. Ah, Alaska harus membeli ponsel lagi. Padahal ponsel ini cukup baru, Alaska membelinya 3 bulan yang lalu. Ponsel lamanya hancur karena Alaska membantingnya ke lantai.
Rumah Aluna.
Aluna keluar dari kamarnya, Ayahnya belum pulang. Karena bosan, Aluna masuk ke kamar Ayahnya. Berantakan, itulah keadaan kamar Ayahnya sekarang. Aluna menggeleng, bagaimana bisa Aluna membiarkan kamar Ayahnya sampai seberantakan ini? Aluna menguncir rambutnya asal, mulai merapikan pakaian-pakaian yang tersebar di kursi dan ranjang Ayahnya.
Membuka lemari, Aluna kembali menggeleng."Sepertinya Ayah memang tidak suka kerapian." Aluna mengeluarkan semua pakaian Ayahnya, berniat untuk melipatnya.
Aluna menggelengkan kepalanya, wajah Alaska selalu membayangi pikirannya. Perkataannya juga, apa Alaska mengatakannya dengan jujur? Jika bukan Alaska, siapa pelakunya? Aluna benar-benar binggung di buatnya.
Saat akan meletakkan pakaian di lemari, selembar foto terjatuh dari salah satu pakaian yang Aluna bawa. Aluna meletakkan pakaian di lemari, mengambil selembar foto yang sudah sobek. Tanpa sadar, air matanya jatuh begitu saja, foto itu adalah foto keluarganya. Sayangnya, wajah Ibunya tidak terlihat karena telah di sobek oleh Ayahnya.
"Dia siapa?" Alis Aluna saling tertaut, di dalam foto tersebut Ayahnya tampak menggendong seorang anak laki-laki yang Aluna pikir umurnya sekitar 3 tahun."Siapa dia?" Aluna harus menanyakan ini pada Ayahnya, bagaimana bisa Aluna tidak tau hal-hal kecil tentang keluarganya. Aluna hanya tau, Ayah dan Ibunya menikah karena kesalahan mereka malam itu. Aluna bahkan tidak tau siapa Ibunya, dan bagaimana orang tuanya berpisah. Aluna tidak tau apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose Your Choice | End ✔️
Novela JuvenilFollow sebelum membaca ^_^ Ini kisah tentang Aluna yang terjebak di antara tiga most wanted sekolah yang saling bermusuhan, karena suatu tragedi. Alaska, pria kasar, egois, dan penuh misteri. Arkan, pria dengan selera humornya yang selalu membuat Al...