|Bagian 48| Arkan kecewa

461 41 1
                                    

Yeayy bisa update 💜

Jangan lupa vote ya bunda... jangan pelit-pelit, nanti jodohnya genit.

Selamat membaca, dan maaf untuk typo dan kesalahan lainnya 🌻

Selamat membaca, dan maaf untuk typo dan kesalahan lainnya 🌻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.













"Aku pulang dulu, ya?" Pamit Aluna. Alaska sejak tadi tertidur di pangkuannya.

Alaska membuka matanya, menatap wajah Aluna yang begitu dekat dengannya. Mengubah posisinya menjadi duduk."Gue antar."

Aluna menggeleng."Enggak. Kalau Kak Arkan tau dia bisa marah."

Alaska berdecak."Gue nggak suka jadi pengecut. Gue bakal bicara sama Arkan."

Aluna menggeleng."Jangan, Ska. Biar nanti aku yang jelasin."

"Terserah."

Aluna berdecak. Sebenarnya yang perempuan disini siapa sih? Kenapa kalimat skakmat itu selalu di katakan oleh Alaska terlebih dahulu?

Alaska bangkit.

"Aku naik taksi aja, Ska."

Alaska memutar bola matanya malas."Gue juga mau nyari Allura. Daritadi tu anak nggak pulang-pulang. Kesenangan sama Aswin."

Aluna menggeleng."Biarin aja, Ska. Siapa tau nanti Aswin bisa jadi ipar kamu,"goda Aluna di selingi kekehan kecilnya.

Alaska mendorong dahi Aluna pelan."Ogah banget gue punya besan kayak nyokapnya Aswin. Ayo, udah malam."

Alaska dan Aluna keluar dari Villa.

"Ska. Jalan-jalan sebentar gimana?" Tanya Aluna saat Alaska ingin memakaikan helm di kepalanya."Cuaca malam ini bagus. Aku juga mau bicara banyak hal sama kamu."

"Gue capek."

Aluna berdecak. Kenapa para cowok itu tidak peka sih. Aluna ingin jalan-jalan karena merindukan Alaska, sudah lama mereka tidak berbicara karena masalah kemarin.

Alaska mengembuskan napas panjang."Oke-oke."

Mereka berdua berjalan keluar dari area Villa, suasana malam ini cukup indah. Bintang-bintang bergelantungan di langit, di tambah pemandangan bulan sabit yang semakin memanjakan mata. Aluna menatap tangannya. Suasana seindah ini pasti akan lebih sempurna jika tangan kita di gandeng oleh pria yang kita sukai 'kan?

Aluna mengembuskan napas. Sayangnya, pacarnya tidak seromantis yang Aluna inginkan. Aluna lagi-lagi menatap Alaska. Raut wajah pria itu sangat datar, tidak ada senyuman sedikitpun.

"Ska."

Alaska menoleh. Aluna berhenti berjalan, menatap Alaska lekat-lekat."Kamu beneran sayang sama aku? Kamu nggak lagi taruhan atau ada maksud tertentu 'kan?"

Alaska mendelik."Kalau lo belum tau, gue paling nggak suka di ragukan."

Aluna berdecih."Nyenyenye."

"Kenapa tiba-tiba nanya gitu?" Tanya Alaska penasaran.

Choose Your Choice | End ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang