Bab 64| Mimpi Buruk

343 17 0
                                    

Selamat membaca cerita ini 🤍

Jangan lupa untuk memberikan vote sebelum membaca ya sayangku 🤍

Maaf untuk typo dan lainnya sebagainya

Maaf untuk typo dan lainnya sebagainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







"Allura!"

Allura menoleh. Alaska dan Aluna berdiri di ambang pintu dengan nafas yang terengah-engah.

Alaska mendekati Allura dengan hati-hati karena adiknya itu saat ini sedang berdiri di tepi atap. Begitu juga Aluna.

"JANGAN MENDEKAT!"

Teriakan itu spontan membuat Alaska dan Aluna berhenti. Mereka tidak boleh gegabah, terlebih lagi mental Allura saat ini sedang tidak stabil.

"Arra. Kita bicara disini."

"Aku bukan yang ngedorong Stella Kak! Aku ingat kejadiannya. Aku bukan pembunuhnya!"

"Iya. Gue tau. Kita bicara disini oke?"

Allura menggelengkan kepalanya."Kakak nggak akan percaya sama aku kan? Kakak pasti ngira aku udah gila kan?"

Alaska menggelengkan kepalanya. Dia melangkah sedikit demi sedikit. Aluna tidak mengikutinya. Dia tau jika Alaska bisa menyelesaikan ini dengan caranya.

"Gue percaya sama lo, Ra."

"Bohong! Aku nggak dorong Stella. Dia jatuh sendiri. Dia terpeleset, bukan aku yang ngedorong dia!" Seru Allura. Air matanya sudah tercampur dengan air hujan. Tangannya gemetar, begitupula kakinya.

"Gue percaya sama lo. Gue percaya, Arra."

"Aku bukan pembunuh,"Allura menangis sejadi-jadinya. Membuat Alaska semakin merasa bersalah.

Alaska menarik Allura ke dalam pelukannya saat gadis itu lengah. Allura memberontak dalam pelukan Alaska, memukul dada Alaska berkali-kali.

"Aku benci Kakak. Aku benci. Aku nggak mau liat Kakak lagi. Aku benci!"

"Lo boleh benci gue, Ra. Gue emang pantas di benci. Gue nggak pantas di cintai. Lo bisa benci gue sesuka hati lo. Maafin gue." Alaska mengeratkan pelukannya sementara Allura terus memberontak.

"Mereka bisa jatuh." Aluna berjalan mendekati Allura dan Alaska.

Aluna takut. Mereka berada di tepi atap. Aluna takut kejadian yang di alami Stella akan terulang kembali. Aluna percaya dengan apa yang di katakan Allura. Dia yakin Allura tidak mendorong Stella dengan sengaja. Allura mungkin bukan orang yang baik, tapi dia bukan pembunuh.

"Alaska. Sebaiknya kalian bicara di dalam,"saran Aluna mendekati keduanya.

Menyadari keberadaan Aluna, Allura melepaskan diri dari pelukan Alaska secara paksa. Setelah berhasil melepaskan diri dari pelukan Alaska, Allura menarik Aluna. Mencengkram kerah leher gadis itu, menatapnya dengan matanya yang sudah memerah.

Choose Your Choice | End ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang