|Bagian 36| Alaska Marah

440 43 4
                                    


Maunya update kemarin, tapi ketiduran 😭😌

Jangan lupa vote, yayyy 💜🌻

Jangan lupa vote, yayyy 💜🌻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





"Lo mau bareng, Lun?"Tanya Ayla setelah selesai membereskan ruangan kepala sekolah.

Mereka pulang lebih lama dari yang lain, karena permintaan spesial Kepala sekolah.

Aluna menggeleng."Enggak usah, Ayla. Rumah kita jalannya nggak searah."

"Ga papa."

Aluna mendengus."Ayla."

Berdecak."Iyain deh, yang nggak mau ngerepotin orang lain."

"Gue duluan, ya." Ayla menepuk pundak Aluna saat mobil Ayahnya memasuki wilayah parkiran. Ayla melambaikan tangannya, Aluna tersenyum ikut melambaikan tangannya pada Ayla.

Aluna memperhatikan Ayla, Ayahnya terlihat sangat menyayanginya.

Aluna rindu Ayahnya.

"Gue mau bicara sama lo." Tangan Aluna tiba-tiba di tarik oleh seseorang. Aluna mengikuti orang itu dengan langkah yang terseok-seok.

Cengkraman di tangannya sangat erat.

"Lepas, Allura!"

Allura tidak mau mendengarkan ucapan Aluna, dia membawa Aluna ke gedung sekolah yang sepi.

Brak!

Allura mendorong Aluna masuk ke dalam gudang berdebu, yang minim cahaya. Baru saja Aluna ingin bangkit, seseorang mengguyurnya dengan air dingin.

Orang itu adalah Aliya.

"Apa ini?! Kalian nggak punya kerjaan selain ngebully?"sentak Aluna marah.

Allura menyeringai."Awalnya gue mau berhenti ngebully karena larangan Papa gue. Tapi, lo mancing gue. Gimana dong?"Allura menggelengkan kepalanya.

"Akh!" Aluna meringis, Allura menginjak punggung tangannya.

"Allura, kenapa hidup kamu sangat menyedihkan?! Apa kamu harus menyiksa orang lain untuk mendapatkan kebahagiaan?!"

"Ni anak banyak bicara, ya," cetus Aliya jengkel.

Allura terkekeh."Kayaknya, gue perlu ngajarin dia buat diam," ucapnya sambil mensejajarkan
dirinya dengan Aluna.

"Lepasin aku, Allura! Perbuatan kamu sudah mele- hmphh!" Ucapan Aluna terhenti, Allura mencengkeram kedua pipinya, membuat Aluna kesulitan bicara.

"Makin lo ngomong, makin bikin kebencian gue bertambah."Allura menatap Aliya, seakan paham dengan isyarat Allura. Aliya mengeluarkan sapu tangan yang ada di sakunya.

Allura melepaskan cengkramannya."Hari ini, lo bakal tau. Apa hukuman bagi orang yang berani kasihan sama gue."

Aluna hendak membalas ucapan Allura dengan umpatan yang sejak tadi Aluna pendam. Namun, niatnya gagal. Aliya membekap dirinya dari belakang, membuat kesadaran Aluna hilang karena di bekap dengan sapu tangan yang sudah di isi dengan bius.

Choose Your Choice | End ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang